Minggu, 31 Agustus 2008

waktu SHALAT

JADWAL SHALAT
September 2008
(For City Jakarta GMT +7)
prev Select City next
DateImsyakFajrSyuruqDzuhrAsrMaghribIsha
0104:29:3404:35:3805:53:2311:53:0415:11:2317:52:5119:02:28
0204:29:0904:35:1405:52:5411:52:4515:10:4917:52:4119:02:15
0304:28:4504:34:4905:52:2511:52:2615:10:1417:52:3119:02:02
0404:28:1904:34:2305:51:5611:52:0615:09:3817:52:2119:01:48
0504:27:5304:33:5705:51:2711:51:4615:09:0217:52:1019:01:35
0604:27:2704:33:3005:50:5711:51:2615:08:2417:52:0019:01:22
0704:27:0004:33:0305:50:2711:51:0615:07:4617:51:4919:01:08
0804:26:3304:32:3605:49:5711:50:4515:07:0717:51:3819:00:55
0904:26:0504:32:0805:49:2711:50:2415:06:2717:51:2719:00:42
1004:25:3704:31:4005:48:5611:50:0315:05:4617:51:1619:00:28
1104:25:0904:31:1105:48:2611:49:4215:05:0417:51:0419:00:15
1204:24:4004:30:4205:47:5511:49:2115:04:2217:50:5319:00:02
1304:24:1104:30:1305:47:2411:49:0015:03:3917:50:4118:59:49
1404:23:4104:29:4305:46:5311:48:3915:02:5517:50:3018:59:37
1504:23:1104:29:1305:46:2111:48:1715:02:1017:50:1818:59:24
1604:22:4104:28:4305:45:5011:47:5615:01:2517:50:0718:59:12
1704:22:1104:28:1305:45:1911:47:3415:00:3917:49:5518:59:00
1804:21:4004:27:4205:44:4711:47:1314:59:5217:49:4418:58:48
1904:21:0904:27:1105:44:1611:46:5214:59:0417:49:3218:58:36
2004:20:3804:26:4005:43:4511:46:3014:58:1617:49:2118:58:25
2104:20:0604:26:0805:43:1411:46:0914:57:2717:49:1018:58:13
2204:19:3504:25:3705:42:4211:45:4814:56:3717:48:5918:58:03
2304:19:0304:25:0505:42:1111:45:2714:55:4717:48:4818:57:52
2404:18:3104:24:3305:41:4011:45:0614:54:5617:48:3718:57:42
2504:17:5904:24:0105:41:0911:44:4514:54:0517:48:2618:57:32
2604:17:2704:23:2905:40:3811:44:2414:53:1317:48:1618:57:23
2704:16:5504:22:5705:40:0811:44:0414:52:2017:48:0518:57:14
2804:16:2204:22:2505:39:3711:43:4314:51:2717:47:5518:57:05
2904:15:5004:21:5305:39:0711:43:2314:50:3317:47:4518:56:57
3004:15:1804:21:2105:38:3711:43:0414:49:3817:47:3618:56:49
:: Parameter
For City Jakarta 6°8' S 106°45' E
Direction :295.15 ° to Mecca
Distance :7909.409 km to Mecca
:: Fiqh Options
Determination of Fajr: 20.0 deg. Sun's depression
Determination of Asr: Shadow ratio 1 (Shafi'i and others)
Determination of Isha: 18.0 deg. Sun's depression
Determination of Imsyak: 1.5 deg. Sun's depression to Fajr
:: Export

ZAKAT???

sumber : http://www.pkpu.or.id

: Panduan Zakat

:: Penghitungan Zakat

:: Perundang-Undangan Zakat

:: Zakat Dalam Al Qur'an dan Hadist

selengkapnya..

:: Referensi Zakat

selengkapnya..

Tuntunan puasa Ramadhan


Tuntunan Puasa Ramadhan (LENGKAP!)

Berikut Kumpulan Artikel tentang Tuntunan Puasa nabi yang kami ambil dari Buku Sifat Puasa Nabi shallallahu alaihi wasallam yang ditulis oleh Asy-Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid dan Asy Syaikh Salim bin Ied Al Hilali -hafizhahumallah-. Semoga bermanfaat bagi kaum muslimin untuk mempersiapkan diri menghadapi Ramadhan tahun ini. Barakallahu fiikum:

Kamis, 28 Agustus 2008

Jadwal imsakiyyah indonesia ( Jkt )




Download Jadwal Imsakiyyah Puasa Ramadhan 1429 H
Ditulis oleh masbadar di/pada 12 Agustus 2008
Seluruh Kota-kota di Indonesia:
Berikut ini adalah jadwal Imsakiyyah untuk wilayah seluruh kota-kota di Indonesia, silahkan download di sini: http://masbadar.files.wordpress.com/2008/08/jadwal-imsakiyah-romadhon.doc

Filenya berekstensi “.doc” untuk dapat menggunakan file ini, ubahlah ekstensi “.doc” menjadi “.xls”, setelah itu anda dapat menggunakannya. Masukkan nama kota dengan huruf besar pada kolom “markas”, setelah itu jadwal akan berubah sesuai dengan nama kota yg anda ketik.
DKI Jakarta dan Sekitarnya:
Berikut adalah jadwal puasa Romadhon 1429 H untuk wlayah DKI Jakarta dan sekitarnya, silahkan download di sini: jadwal-imsakiyah-ramadhan1429h-2008

Artikel-artikel Romadhon:
* download juga makalah/ artikel tentang shaum romadhon di sini: artikel2 Shaum Romadhon.

FIDYAH



Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Membayar fidyah memang ditetapkan berdasarkan jumlah hari yang ditinggalkan untuk berpuasa. Setiap satu hari seseorang meninggalkan puasa, maka dia wajib membayar fidyah kepada satu orang fakir miskin.
Sedangkan teknis pelaksanaannya, apakah mau perhari atau mau sekaligus sebulan, kembali kepada keluasan masing-masing orang. Kalau seseorang nyaman memberi fidyah tiap hari, silahkan dilakukan. Sebaliknya, bila lebih nyaman untuk diberikan sekaligus untuk puasa satu bulan, silah saja.
Yang penting jumlah takarannya tidak kurang dari yang telah ditetapkan.
Berapakah Besar Fidyah?
Sebagian ulama seperti Imam As-Syafi‘i dan Imam Malik menetapkan bahwa ukuran fidyah yang harus dibayarkan kepada setiap satu orang fakir miskin adalah satu mud gandum sesuai dengan ukuran mud Nabi SAW. Yang dimaksud dengan mud adalah telapak tangan yang ditengadahkan ke atas untuk menampung makanan, kira-kira mirip orang berdoa.


Sebagian lagi seperti Abu Hanifah mengatakan dua mud gandum dengan ukuran mud Rasulullah SAW atau setara dengan setengah sha‘ kurma atau tepung. Atau juga bisa disetarakan dengan memberi makan siang dan makan malam hingga kenyang kepada satu orang miskin.
Dalam kitab Al-Fiqhul Islami Wa Adillatuhu oleh Dr. Wahbah Az-Zuhaili jilid 1 halaman 143 disebutkan bahwa bila diukur dengan ukuran zaman sekarang ini, satu mud itu setara dengan 675 gram atau 0,688 liter. Sedangkan 1 sha` setara dengan 4 mud . Bila ditimbang, 1 sha` itu beratnya kira-kira 2.176 gram. Bila diukur volumenya, 1 sha` setara dengan 2,75 liter.


Siapa Saja yang Harus Bayar Fidyah?
Orang yang sakit dan secara umum ditetapkan sulit untuk sembuh lagi.
Orang tua atau lemah yang sudah tidak kuat lagi berpuasa.
Wanita yang hamil dan menyusui apabila ketika tidak puasa mengakhawatirkan anak yang dikandung atau disusuinya itu.

Mereka itu wajib membayar fidyah saja menurut sebagian ulama, namun menurut Imam Syafi‘i selain wajib membayar fidyah juga wajib mengqadha‘ puasanya. Sedangkan menurut pendapat lain, tidak membayar fidyah tetapi cukup mengqadha‘.
Orang yang menunda kewajiban mengqadha‘ puasa Ramadhan tanpa uzur syar‘i hingga Ramadhan tahun berikutnya telah menjelang. Mereka wajib mengqadha‘nya sekaligus membayar fidyah, menurut sebagian ulama.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ahmad Sarwat, Lc.

http://www.eramuslim.com/ustadz/shm/4519f3b1.htm

SEPUTAR PUASA & tips puasa lebih sempurna



Agar puasa kita dapat sempurna ada beberapa tips yang mesti kitaperhatikan. Untuk itu Al-Madina mencoba mengangkat sebuah tulisan dari Syaikh Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim. Jarullah dalam buku beliau yang berjudul Risalah Ramadhan tentang langkah-langkah menggapai kesempurnaan ibadah puasa yang berisikan:


1. Makanlah sahur, sehingga membantu kekuatan fisikmu selama berpuasa.

Rasulullah shallallahu alaihi wassallam bersabda: "Makan sahurlah kalian, sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah." (HR. Bukhari dan muslim). "Bantulah (kekuatan fisikmu) untuk berpuasa di siang hari dengan makan sahur, dan untuk shalat malam dengan tidur siang." (HR. Ibnu Khuzaimah)


2. Akan lebih utama jika makan sahur itu diakhirkan waktunya, sehingga mengurangi rasa lapar dan haus.

Hanya saja harus hati-hati untuk itu anda hendaknya telah berhenti dari makan dan minum beberapamenit sebelum terbit fajar, agar anda tidak ragu-ragu.


3. Segeralah berbuka jika matahari benar-benar telah tenggelam.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : "Manusia senantiasa dalam kebaikan, selama mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur" (HR. Al Bukhari, Muslim dan At Tirmidzi)


4. Usahakan mandi dari hadats besar sebelum terbit fajar, agar bisa melakukan ibadah dalam keadaan suci.


5. Manfaatkan bulan Ramadhan dengan sesuatu yang terbaik yang pernah diturunkan di dalamnya, yakni membaca Al Quran.

"Sesungguhnya Jibril alaihis salam selalu menemui Nabi shallallahualaihi wa salllam untuk membacakan Al Qur'an baginya." (HR. Al Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu).

Dan pada diri Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ada teladan yangbaik bagi kita.


6. Jagalah lisanmu dari berdusta, menggunjing, mengadu domba, mengolok-olok serta perkataan mengada-ada. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda : "Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum." (HR. Al Bukhari)


7. Hendaknya puasa tidak membuatmu keluar dari kebiasaan.

Misalnya cepat marah dan emosi hanya karena sebab yang sepele, dengan dalih bahwa engkau sedang puasa. Sebaliknya, mestinya puasa membuat jiwamu tenang, tidak emosional. Dan jika anda diuji dengan seorang yang jahil atau pengumpat, ia jangan anda hadapi dengan perbuatan serupa. Nasehatilah dia dan tolaklah dengan cara yang lebih baik. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Puasa adalah perisai, bila suatu hari seseorang dari kamu berpuasa, hendaknya ia tidak berkata buruk dan berteriak-teriak. Bila seseorang menghina atau mencacinya, hendaknya ia berkata: Sesungguhnya aku sedang berpuasa". (HR. Al Bukhari, Muslim dan para penulis kitab Sunan). Ucapan itu dimaksudkan agar ia menahan diri dan tidak melayani orang yang mengumpatnya. Disamping itu, juga mengingatkan agar ia menolak melakukan penghinaan dan caci-maki


8. Hendaknya anda selesai dari puasa dengan membawa takwa kepada Allah, takut dan bersyukur kepada-Nya, serta senantiasa istiqamah dalam agama-Nya.

Hasil yang baik itu hendaknya mengiringi anda sepanjang tahun. Dan buah paling utama dari puasa adalah takwa, sebab Allah berfirman: "Agar kamu bertakwa" (Al Baqarah: 183).


9. Jagalah dirimu dari berbagai syahwat (keinginan), bahkan meskipun halal bagimu.

Hal itu agar tujuan puasa tercapai, dan mematahkan nafsu dari keinginan. Jabir bin Abdillah Radhiyallahu 'Anhu berkata: "Jika kamu berpuasa, hendaknya berpuasa pula pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu dari dusta dan dosa-dosa, tinggalkan menyakiti tetangga, dan hendaknya kamu senantiasa bersikap tenang pada hari kamu berpuasa, jangan pula kamu jadikan hari berbukamu sama dengan hari kamu berpuasa."


10. Hendaknya makananmu dari yang halal. Jika kamu menahan diri dari yang haram pada selain bulan Ramadhan maka pada bulan Ramadhan lebih utama.

Dan tidak ada gunanya engkau berpuasa dari yang halal, tetapi kamu berbuka dengan yang haram.


11. Perbanyaklah bersedekah dan berbuat kebajikan. Dan hendaknya kamu lebih baik dan lebih banyak berbuat kebajikan kepada keluargamu dibanding pada selain bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan ketika di bulan Ramadhan.


12. Ucapkanlah Basmallah ketika kamu berbuka seraya berdo'a: "Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa dan atas rezki-Mu aku berbuka. Ya Allah terimalah daripadaku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui"Wallahu'alam bishawab...

-Ibnu Taimiyyah-
seputar puasa dari ERA MUSLIM
Ziarah Kubur Sebelum Puasa Ramadhan
Benarkah Wanita Haid Boleh Tetap Puasa?
Teknis Puasa Umat Terdahulu
Baru Masuk Islam: Haruskah Bayar Hutang Puasa Ramadhan?
Mengganti Puasa
Mohon Maaf Menjelang Ramadhan, Bid'ahkah?
Bagaimana Menentukan Awal Ramadhan
Menikah di Bulan Ramadhan dan Mahar
Puasa Jumat Dalam Puasa Dawud
Puasa Hari Jumat
Mengapa Penetapan 1 Syawal Berbeda
Menyambut Bulan Suci Ramadhan
Puasa Syawal Haruskah Berturut-Turut?
Arti Ucapan Selamat Lebaran
Siapa yang Berwenang Menetapkan 1 Syawal?
Puasa Pada Saat Ada yang Berlebaran Duluan
Itikaf Terkendala Oleh Jam Kerja, Adakah Solusinya?
Apa Saja yang Dilakukan Saat I'tikaf?
Lebaran Ikut Pemerintah?
Bagaimana Menggantikan Puasa Bagi Orang yang Tidak Sanggup Berpuasa
Bukankah Makan Sahur Sudah Berarti Niat?
Membatalkan Puasa untuk Berjima'
Suntik dan Obat Tetes Mata Saat Puasa
Hadits Tidurnya Orang Puasa Adalah Ibadah
Nenek Ingin Puasa
Mimpi Basah Saat Ramadhan
Tidak Puasa Ramadhan Tetapi Menjalankan Sholat Tarawih, Apa Hukumnya?
Puasa Masih Ada Sisa Makanan di Mulut, Batalkah?
Tradisi Bermaafan Sebelum Puasa
Niat Puasa untuk Sebulan Penuh
Hal-Hal yang Membolehkan Tidak Puasa
Puasa dan Produktifitas
Amalan Sunnah dan Anjuran di Bulan Ramadhan

Rabu, 27 Agustus 2008

persiapan Ramadhan


Hudzaifah.org - Ramadhan adalah bulan penuh berkah, penuh berkah dari semua sisi kebaikan. Oleh karena itu, umat Islam harus mengambil keberkahan Ramadhan dari semua aktifitas positif dan dapat memajukan Islam dan umat Islam. Termasuk dari sisi ekonomi, sosial, budaya dan pemberdayaan umat. Namun demikian semua aktifitas yang positif itu tidak sampai mengganggu kekhusu’an ibadah ramadhan terutama di 10 terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan bulan puasa sebagai bulan penuh amaliyah dan aktivitas positif. Selain yang telah tergambar seperti tersebut di muka, beliau juga aktif melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan. Rasulullah saw. menikahkan putrinya (Fathimah) dengan Ali RA, menikahi Hafsah dan Zainab.

Persiapan Mental
Persiapan mental untuk puasa dan ibadah terkait lainnya sangat penting. Apalagi pada saat menjelang hari-hari terakhir, karena tarikan keluarga yang ingin belanja mempersiapkan hari raya, pulang kampung dll, sangat mempengaruhi umat Islam dalam menunaikan kekhusu’an ibadah Ramadhan. Dan kesuksesan ibadah Ramadhan seorang muslim dilihat dari akhirnya. Jika akhir Ramadhan diisi dengan i’tikaf dan taqarrub yang lainnya, maka insya Allah dia termasuk yang sukses dalam melaksanakan ibadah Ramadhan.

Persiapan ruhiyah (spiritual)
Persiapan ruhiyah dapat dilakukan dengan memperbanyak ibadah, seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an saum sunnah, dzikir, do’a dll. Dalam hal mempersiapkan ruhiyah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan kepada umatnya dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, sebagaimana yang diriwayatkan ‘Aisyah ra. berkata:” Saya tidak melihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya’ban” (HR Muslim).

Persiapan fikriyah
Persiapan fikriyah atau akal dilakukan dengan mendalami ilmu, khususnya ilmu yang terkait dengan ibadah Ramadhan. Banyak orang yang berpuasa tidak menghasilan kecuali lapar dan dahaga. Hal ini dilakukan karena puasanya tidak dilandasi dengan ilmu yang cukup. Seorang yang beramal tanpa ilmu, maka tidak menghasilkan kecuali kesia-siaan belaka.

Persiapan Fisik dan Materi
Seorang muslim tidak akan mampu atau berbuat maksimal dalam berpuasa jika fisiknya sakit.
Oleh karena itu mereka dituntut untuk menjaga kesehatan fisik, kebersihan rumah, masjid dan lingkungan. Rasulullah mencontohkan kepada umat agar selama berpuasa tetap memperhatikan kesehatan. Hal ini terlihat dari beberapa peristiwa di bawah ini :• Menyikat gigi dengan siwak (HR. Bukhori dan Abu Daud).• Berobat seperti dengan berbekam (Al-Hijamah) seperti yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim.• Memperhatikan penampilan, seperti pernah diwasiatkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada sahabat Abdullah ibnu Mas’ud ra, agar memulai puasa dengan penampilan baik dan tidak dengan wajah yang cemberut. (HR. Al-Haitsami).Sarana penunjang yang lain yang harus disiapkan adalah materi yang halal untuk bekal ibadah Ramadhan. Idealnya seorang muslim telah menabung selama 11 bulan sebagai bekal ibadah Ramadhan. Sehingga ketika datang Ramadhan, dia dapat beribadah secara khusu’ dan tidak berlebihan atau ngoyo dalam mencari harta atau kegiatan lain yang mengganggu kekhusu’an ibadah Ramadhan.

Merencanakan Peningkatan Prestasi Ibadah (Syahrul Ibadah)
Ibadah Ramadhan dari tahun ke tahun harus meningkat. Tahun depan harus lebih baik dari tahun ini, dan tahun ini harus lebih baik dari tahun lalu. Ibadah Ramadhan yang kita lakukan harus dapat merubah dan memberikan output yang positif. Perubahan pribadi, perubahan keluarga, perubahan masyarakat dan perubahan sebuah bangsa. Allah SWT berfirman : « Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri » (QS AR- Ra’du 11). Diantara bentuk-bentuk peningkatan amal Ibadah seorang muslim di bulan Ramadhan, misalnya; peningkatan, ibadah puasa, peningkatan dalam tilawah Al-Qur’an, hafalan, pemahaman dan pengamalan. Peningkatan dalam aktifitas sosial, seperti: infak, memberi makan kepada tetangga dan fakir-miskin, santunan terhadap anak yatim, beasiswa terhadap siswa yang membutuhkan dan meringankan beban umat Islam. Juga merencanakan untuk mengurangi pola hidup konsumtif dan memantapkan tekad untuk tidak membelanjakan hartanya, kecuali kepada pedagang dan produksi negeri kaum muslimin, kecuali dalam keadaan yang sulit (haraj).

Menjadikan Ramadhan sebagai Syahrut Taubah (Bulan Taubat)
Bulan Ramadhan adalah bulan dimana syetan dibelenggu, hawa nafsu dikendalikan dengan puasa, pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka. Sehingga bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat kondusif untuk bertaubat dan memulai hidup baru dengan langkah baru yang lebih Islami. Taubat berarti meninggalkan kemaksiatan, dosa dan kesalahan serta kembali kepada kebenaran. Atau kembalinya hamba kepada Allah SWT, meninggalkan jalan orang yang dimurkai dan jalan orang yang sesat.Taubat bukan hanya terkait dengan meninggalkan kemaksiatan, tetapi juga terkait dengan pelaksanaan perintah Allah. Orang yang bertaubat masuk kelompok yang beruntung. Allah SWT. berfirman: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS An-Nuur 31).Oleh karena itu, di bulan bulan Ramadhan orang-orang beriman harus memperbanyak istighfar dan taubah kepada Allah SWT. Mengakui kesalahan dan meminta ma’af kepada sesama manusia yang dizhaliminya serta mengembalikan hak-hak mereka. Taubah dan istighfar menjadi syarat utama untuk mendapat maghfiroh (ampunan), rahmat dan karunia Allah SWT. “Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS Hud 52)

Menjadikan bulan Ramadhan sebagai Syahrut Tarbiyah,
Da’wahBulan Ramadhan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para da’i dan ulama untuk melakukan da’wah dan tarbiyah. Terus melakukan gerakan reformasi (harakatul ishlah). Membuka pintu-pintu hidayah dan menebar kasih sayang bagi sesama. Meningkatkan kepekaan untuk menolak kezhaliman dan kemaksiatan. Menyebarkan syiar Islam dan meramaikan masjid dengan aktifitas ta’lim, kajian kitab, diskusi, ceramah dll, sampai terwujud perubahan-perubahan yang esensial dan positif dalam berbagai bidang kehidupan. Ramadhan bukan bulan istirahat yang menyebabkan mesin-mesin kebaikan berhenti bekerja, tetapi momentum tahunan terbesar untuk segala jenis kebaikan, sehingga kebaikan itulah yang dominan atas keburukan. Dan dominasi kebaikan bukan hanya dibulan Ramadhan, tetapi juga diluar Ramadhan.

Menjadikan Ramadhan sebagai Syahrul Muhasabah (Bulan Evaluasi)
Dan terakhir, semua ibadah Ramadhan yang telah dilakukan tidak boleh lepas dari muhasabah atau evaluasi. Muhasabah terhadap langkah-langkah yang telah kita perbuat dengan senantiasa menajamkan mata hati (bashirah), sehingga kita tidak menjadi orang/kelompok yang selalu mencari-cari kesalahan orang/kelompok lain tanpa mau bergeser dari perbuatan kita sendiri yang mungkin jelas kesalahannya. Semoga Allah SWT senantiasa menerima shiyam kita dan amal shaleh lainnya dan mudah-mudahan tarhib ini dapat membangkitkan semangat beribadah kita sekalian sehingga membuka peluang bagi terwujudnya Indonesia yang lebih baik, lebih aman, lebih adil dan lebih sejahtera. Dan itu baru akan terwujud jika bangsa ini yang mayoritasnya adalah umat Islam kembali kepada Syariat Allah. []Sumber : Panduan Ibadah Ramadhan, Iman Santoso, Lc.

Senin, 25 Agustus 2008

view myblog

Makan kepiting ??


Assalamu'alaikum Wr. Wb

Pak Ustadz yang terhormat, saya ingin menanyakan hukumnya memakan kepiting, serta binatang apa saja yang dilarang untuk dimakan. Jazakallah atas jawabannya

Wassalamualaikum Wr. Wb



Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Memang terjadi banyak silang pendapat tentang hukum kepiting di tengah masyarakat. Ada sementara kalangan yang mengharamkannya, tetapi tidak sedikit yang menghalakannya.

1. Pendapat yang Mengharamkan

Mereka yang mengharamkannya umumnya berangkat dari pemahaman bahwa hewan yang hidup di dua alam, air dan darat, adalah hewan yang haram dimakan. Misalnya, katak, penyu dan lainnya. Biasanya orang menyebutkan dengan istilah amphibi, atau dalam istilah fiqihnya disebut barma'i.

Keharaman hewan amphibi ini banyak kita dapat di banyak kita fiqih, terutama dari kalangan mazhab As-syafi'i. Salah satunya adalah kitab Nihayatul Muhtaj karya Imam Ar-Ramli. Di sana secara tegas disebutkan haramnya hewan yang hidup di dua alam.

Namun sebenarnya kesimpulan bahwa hewan yang hidup di dua alam itu haram dimakan, juga masih menjadi ajang perbedaan pendapat. Hal itu disebabkan lantaran dalil-dalil yang digunakan oleh mereka yang mengharamkan hewan amphibi dianggap kurang kuat.

2. Pendapat yang Menghalalkan

Selain karena menilai dalil-dalil tentang haramnya hewan amphibi kurang kuat, mereka berdalil bahwa kepiting itu bukan termasuk hewan amphibi. Sehingga kalau pun bisa diterima pendapat bahwa hewan yang hidup di darat dan di air itu haram, toh kepiting tidak termasuk di dalamnya.

Pendapat bahwa kepiting itu bukan hewan dua alam dikemukakan oleh banyak pakar di bidang perkepitingan. Umumnya mereka memastikan bahwa kepiting bukan hewan amfibi seperti katak. Katak bisa hidup di darat dan air karena bernapas dengan paru-paru dan kulit.

Tetapi tidak demikian halnya dengan kepiting. Kepiting hanya bernapas dengan insang. Kepiting memang bisa tahan di darat selama 4-5 hari, karena insangnya menyimpan air, sehingga masih bisa bernapas. Tapi kalau tidak ada airnya sama sekali, dia mati. Jadi kepiting tidak bisa lepas dari air.

Penjelasan bahwa kepiting bukan hewan amphibi disampaikan oleh ahli dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Sulistiono.

Walhasil, tidak ada alasan untuk mengharamkan kepiting, sehingga hukumnya kembali ke asalnya yaitu halal. Dan kehalalannya dikuatkan oleh fatwa Majelis Ulama Indonesia setelah berkonsultasi dengan beliau.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Agustus 2008
— 07:04
Haramkah Kerupuk Kulit?
Jumat, 8 Agustus 2008
— 06:32
Hukum Memancing Ikan
Jumat, 25 Juli 2008
— 09:08
Hukum Makan Sate Hiu
Jumat, 20 Juni 2008
— 09:51
Apakah Memancing Ikan Termasuk Menyiksa Hewan
Senin, 16 Juni 2008
— 08:36
Daging Kodok dan Kepiting
Senin, 26 Mei 2008
— 03:37
Makan di Standing Party
Senin, 12 Mei 2008
— 07:02
Manual Menjalankan Agama Islam di Jepang
Senin, 5 Mei 2008
— 06:29
Membeli Daging Halal di Jepang
Rabu, 23 April 2008
— 07:13
Halalkah Bekicot?
Sabtu, 12 April 2008
— 06:18
Kehalalan Alkohol?
Jumat, 11 April 2008
— 09:57
Fatwa Dr. Yusuf Qordhowi Tentang Halalnya 0.5% Alkohol
Kamis, 13 Maret 2008
— 08:58
Beranjak Dewasa Tapi Belum Aqiqah
Sabtu, 1 Maret 2008
— 07:29
Hewan yang Disetrum
Senin, 18 Pebruari 2008
— 07:58
Ayam POP Restoran Padang Direndam Alkohol?
Jumat, 15 Pebruari 2008
— 04:32
Halalkah Arak yang Dipakai Dalam Makanan?
Senin, 4 Pebruari 2008
— 17:23
Boikot Amerika Berarti Juga Boikot Tahu dan Tempe
Rabu, 16 Januari 2008
— 16:59
Pelarangan Khamar di Dunia Islam dan Negeri Sekuler
Jumat, 7 Desember 2007
— 19:03
Hukum Makan Kepiting
— 06:48
Apakah Saya Berdosa Jika Tidak Berkurban
Kamis, 6 Desember 2007
— 18:06
Bolehkah Kita Menjual Kulit Hewan Qurban
— 06:26
Bagaimana Hukum 'Latihan Berqurban' di Sekolah
Rabu, 5 Desember 2007
— 09:31
Hakekat Ibadah Qurban
Senin, 3 Desember 2007
— 05:08
Bolehkah Orang yang Berkurban Mendapat Bagian Daging Korbannya?
Jumat, 23 November 2007
— 15:05
Menyembelih Aqiqah untuk Diri Sendiri
Senin, 22 Oktober 2007
— 05:55
Miuman Mengandung Sedikit Alkohol
Sabtu, 20 Oktober 2007
— 11:37
Makan Bersama Keluarga Non-Muslim
— 11:34
Teh Kombucha, Halal atau Haram?
Minggu, 16 September 2007
— 06:36
Berbuka dengan Daging dan Darah Bayi Palestina?
Selasa, 5 Juni 2007
— 10:40
Halalkah Makanan di Tempat Takziah
Jumat, 9 Maret 2007
— 10:06
Benarkah Tape Sama dengan Khamar?
Selasa, 6 Maret 2007
— 05:33
Apakah Alkohol Itu Najis?
— 05:10
Hoka-Hoka Bento Halal?
Rabu, 17 Januari 2007
— 07:30
Halalkan Makan dari Piring Nonmuslim

Minggu, 24 Agustus 2008

Rokok: Makruh atau Haram????

Assalamua'laikum warohmatullahi wabarokatuh.

Buat Ustadz, saya ucapkan terima kasih kerana sudi menerima pertanyaan saya ini.

Mohon sekali agar ustadz menjelaskan hukum dan kedudukan rokok dalam pandangan syariah. Sebab saya bingung sekali. Seorang teman dengan tegas sekali menyebutkan bahwa rokok itu haram. Namun banyak sekali ustadz dan kiayi yang saya lihat mata kepala sendiri, mereka asyik menyedot rokok, bahkan di dalam pengajian.

Maka wajar dong kalau saya bingung, mana yang benar nih? Yang satu bilang haram, tapi yang lain asyik merokok. Barangkali ustadz bisa menjelaskan duduk masalahnya.

Jazakallahu khairan kathiira. Wassalamua'laikum warohmatullah.

Mujahid_fillah85
mujahid_fillah85

Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Masalah hukum keharaman rokok adalah masalah ikhitlaf, di mana para ulama tidak secara menyeluruh mengharamkannya, juga tidak secara menyeluruh menghalalkannya.

Halal dan haramnya rokok yang menjadi titik perbedaan ulama terjadi karena banyak faktor. Misalnya masalah benda yang disebut rokok itu sendiri. Ternyata rokok yang diperdebatkan hukumnya, terdiri dari banyak jenis. Setiap ganti generasi, rokok pun ikut berganti.

Di masa lalu, rokok adalah tembakau yang dibakar dan asapnya dihisap. Efek yang langsung dirasakan di masa lalu adalah sekedar bau mulut. Saat itu belum ada penelitian lebih dalam tentang efek negatif rokok buat kesehatan. Tidak seperti sekarang, para ahli telah menemukan bahwa dalam sebatang rokok ternyata terkandung tidak kurang dari 200 jenis racun yang amat berbahaya.

Di masa lalu, orang-orang belum tahu bahwa ada ancaman kesehatan yang sangat serius dalam sebatang rokok. Sehingga umumya tidak ada yang menulis bahwa rokok haram hukumnya. Maka pemandangan yang sering kita lihat sangat signifikan, di banyak wilayah, para ustadz, kiyai, pimpinan pondok pesantren, bahkan tokoh agama, banyak yang masih asyik mengepulkan asap rokok, bahkan termasuk ketika acara pengajian dan keagamaan.

Rupanya, dalam kitab fiqih mereka, rokok tidak sampai diharamkan, melainkan hanya sampai makruh.

Lho kok bisa? Bukankah rokok itu berbahaya dan mematikan? Mengapa hanya dihukumi makruh saja? Mengapa tidak sampai haram? Apakah para ustadz dan tokoh agama itu tidak punya otak?

Mungkin kita dengan cepat akan segera berpikir demikian. Tetapi sabar dulu, jangan terburu nafsu untuk memvonis mereka sebagai orang yang kurang perhatian terhadap masalah halal dan haram.

Ada baiknya kita melakukan riset kecil-kecilan. Begini, coba perhatikan jenis atau bentuk rokok di masa lalu. Ternyata benda yang disebut rokok di masa lalu sedikit berbeda dengan rokok di masa sekarang. Perhatikan rokok yang asyik disedot oleh simbah-simbah kita di desa, mereka ternyata meracik sendiri dan melinting sendiri. Terkadang, tembakau mereka bungkus dengan daun bambu (kaung) untuk dijadikan rokok.

Menurut sebagian dokter, ternyata yang sangat berbahaya dari sebatang rokok itu justru kertas pembungkus rokok. Karena kertas itu terbuat dari unsur-unsur kimiawi, salah satunya adalah tar. Tar inilah yang sangat berbahaya, bahkan jauh lebih berbahaya dari tembakaunya sendiri yang mengandung nikotin.

Tembakau, menurut sebagian ahli, meski mengandung nikotin, namun bila dihisap dengan kadar tertentu, tidak terlalu berbahaya bagi tubuh. Oleh karena itu, para penghisap cerutu, umumnya lebih aman dari resiko bahaya kesehatan, ketimbang para penghisap rokok. Bahkan pada beberapa segi, daun tembakau berguna untuk kesehatan dan kekuatan gigi. Ingat, nenek-nenek di desa dan kebiasaan mereka makan sirih dan tembakau.

Dengan kenyataan jenis rokok di masa lalu yang tidak mengandung tar dan cenderung berbeda dengan rokok di zaman sekarang yang mengandung 200 jenis racun berbahaya pada kertasnya, maka wajar sekali bila fatwa rokok di masa lalu berbeda dengan fatwa rokok di masa sekarang.

Umumya para kiayi dan ustadz yang hobi merokok masih terpaku dengan fatwa makruh tentang rokok di masa lalu, yang memang resiko bahaya kesehatannya jauh di bawah resiko kesehatan pada rokok zaman sekarang. Sayangnya, yang mereka hisap saat ini adalah rokok dengan kandungan racun yang sudah sangat berbahaya. Seharusya, kalau mereka ingin mengatakan bahwa hukum rokok itu sekedar makruh, karena membuat mulut berbau, yang mereka hisap adalah rokok lintingan khas masa lalu. Tanpa 200 jenis racun yang berbahaya. Bukan rokok zaman sekarang yang jelas-jelas beresiko terhadap kesehatan, seperti paru-paru, jantung dan lainnya.

Maka fatwa tentang rokok ini harus dilengkapi dengan jenis rokok dan bahayanya, agar kita bisa mendudukkan perkaranya secara lebih tepat. Mengingat tidak ada satu pun dalil yang sharih (eksplisit) dan shahih (valid) dari perkataan, perbuatan atau taqrir Rasulullah SAW tentang najisnya rokok. Rokok jelas bukan benda najis. Kalau lah rokok itu diharamkan, semata-mata bukan karena sifat najisnya, tetapi karena kandungan racunnya yang sangat berbahaya.

Namun kalau ada benda yang dinamakan sebagai rokok, tetapi tidak mengandung racun yang berbahaya, maka tidak ada illat untuk mengharamkannya.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc



http://www.eramuslim.com/ustadz/fqk/7204234954-rokok-halal-atau-haram.htm

pesta laut / nyadran = sedekah bumi di desaku???


kemarin minggu 24/08 didaerah yang aku tinggali ada sebuah perayaan pesta laut yang dikenal dengan istilah Nyadranan / sedekah bumi .
acara ini di adakan karena untuk menjunjung tradisi yang sudah turun-temurun, kita harus melaksanakannya meski dengan segala keterbatasan,kata Drajat, dipusatkan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Cilincing. Beberapa acara yang disajikan diantaranya lomba perahu hias, pagelaran wayang kulit, dan orkes dangdut.

tujuan dari acara ini :
sebagai rasa syukur dan doa para nelayan agar diberi kelimpahan rejeki. "Pesta laut ini sudah menjadi bagian tradisi para nelayan untuk mengucapkan rasa bersyukur kepada yang maha kuasa

Prosesi acara inti:
sesaji di atas perahu yang dilarung ke laut. Sesaji itu berisikan bunga tujuh rupa, kepala kerbau, kain kafan dan sejumlah syarat mistis lainnya. Perahu ini nantinya di lepas di tengah laut untuk diperebutkan oleh ratusan nelayan. "Kita berebut dengan nelayan lainnya, untuk mendapatkan sesajenan di dalam perahu. Kalau dapatnya banyak katanya rejekinya banyak



harapan dari acara ini :
semoga dengan kegiatan ini, rezeki kita semakin lancar.
bisa dijadikan sebagai ajang tali silahturahmi sesama nelayan."Kita berharap, para nelayan tetap bersabar dan terus berdoa agar
kondisi ini dapat segera berupa dan nelayan di sini kembali hidup sejahtera, terlebih ini juga bisa memupuk rasa kebersamaan sesama nelayan, senasib dan sepenanggungan


= SEDEKAH BUMI DI DESAKU
klo bicara nyandran jadi inget sama kampung halaman..

tradisi ini dilaksanakan bulan 10 di hari kamis kliwon atau legi setelah panen padi.biasanya org di perantauan dari kampungku sempatin pulang,wajar kalo acara ini selalu meriah dari pada acara lainnya.

tujuan acara ini :
hampir sama dengan pesta laut yaitu sebagai rasa syukur dan doa para petani agar diberi kelimpahan rejeki. "sedekah bumi ini sudah menjadi bagian tradisi para warga untuk mengucapkan rasa bersyukur kepada yang maha kuasa


prosesi acara :
acara sedekah bumi dilaksanakan 2 hari,
sore hari acara lelang aset desa berupa sawah desa, sungai, retribusi mobil sambil menikmati hidangan daging kambing (sampai 100 lebih kambing).
Penyembelihan kambing ini dilakukan oleh warga yang ingin memenuhi nazarnya ada juga yang mengelar tontonan reog, Daging kambing ini pun dimakan beramai-ramai oleh seluruh masyarakat yang datang.anehnya untuk urusan dapur/ masak orang laki-laki semua

malem ada hiburan REOG bagi yang nazar biasanya sampai 3 tempat pertunjukan.
maleman di makom mbah luqman Hakim diisi dengan tahlilan dan pengajian, sambil bawa makanan dari rumah untuk diberikan pada orang yang meminta sambil menunggu pembagian daging kambing.ada juga yang nyekar pake' bunga tapi ada juga yang pake' menyan segala.

paginya acara inti yaitu semua orang kampung tumplek blek datang dengan membawa makanan.ada yang bagi rezeki (udik-udik-an)berupa uang receh 100,500,1000 bahkan ada yang 10.000 yang di lempar ke lapangan dimana orang2 sudah siap disana.ada yang kirim doa ke makam leluhur,ada yang sibuk membagikan makanan dan daging kambing,yang tak kalah seru tontonan reog yang memperlihatkan kebolehanya masing2

harapannya :
sama seperti diatas


permasalahnya:
muncul keraguan dalam diriku,karna acara ini tidak ada tuntunannya dalam agama yang aku yakini. di sisi lain acara ini adalah sebuah budaya/tradisi yang harus dilestarikan.

kesimpulanku :
selagi acara ini tak menjurus ke Menyekutukan Allah SWT dan yang dilarang oleh agama,bagiku wajar2 saja.apalagi diisi dengan tahlilan dan pengajian.tinggal cara kita menyikapinya


By GON

Rabu, 20 Agustus 2008

alhamdulillah

terima kasih Tuhan

annccuuurrr

smua ancuurrr. bantu aku ???/

Nama bayi dan hiburannya

Dunia bayi dunia lucu????




Lihat Kartu Ucapan Lainnya
(KapanLagi.com)


Nama-nama Bayi Yang Indah
Nama-nama Bayi Yan...
Hosted by eSnips


namabayi [recommended]
namabayi [recommen...
Hosted by eSnips




NAMA-NAMA ISLAM
NAMA-NAMA ISLAM.xl...
Hosted by eSnips



DANGDUTAN





Embed at musik-live.net

Sabtu, 16 Agustus 2008

Tujuh bulanan??/

UPACARA TINGKEPAN

Upacara tingkepan disebut juga mitoni berasal dari kata pitu yang artinya tujuh, sehingga upacara mitoni dilakukan pada saat usia kehamilan tujuh bulan, dan pada kehamilan pertama.

Dalam pelaksanaan upacara tingkepan, ibu yang sedang hamil tujuh bulan dimandikan dengan air kembang setaman, disertai dengan doa-doa khusus.


Tata Cara Pelaksanaan Upacara Tingkepan


Siraman dilakukan oleh sesepuh sebanyak tujuh orang. Bermakna mohon doa restu, supaya suci lahir dan batin.Setelah upacara siraman selesai, air kendi tujuh mata air dipergunakan untuk mencuci muka, setelah air dalam kendi habis, kendi dipecah.
Memasukkan telur ayam kampung ke dalam kain (sarung) calon ibu oleh suami melalui perut sampai pecah, hal ini merupakan simbul harapan supaya bayi lahir dengan lancar, tanpa suatu halangan.
Berganti Nyamping sebanyak tujuh kali secara bergantian, disertai kain putih. Kain putih sebagai dasar pakaian pertama, yang melambangkan bahwa bayi yang akan dilahirkan adalah suci, dan mendapatkan berkah dari Tuhan YME. Diiringi dengan pertanyaan sudah “pantas apa belum”, sampai ganti enam kali dijawab oleh ibu-ibu yang hadir “belum pantas.”
Sampai yang terakhir ke tujuh kali dengan kain sederhana di jawab “pantes.”
Adapun nyamping yang dipakaikan secara urut dan bergantian berjumlah tujuh dan diakhiri dengan motif yang paling sederhana sebagai berikut :

Wahyu Tumurun
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu mendapat. Petunjuk dan perlindungan dari Nya

- Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu di cintai dan dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih

- Sidomukti.
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa, yaitu berbahagia dan disegani karena kewibawaannya.

- Truntum.
Maknanya agar keluhuran budi orangtuanya menurun (tumaruntum) pada sang bayi.

- Sidoluhur.
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur.

- Parangkusumo.
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh. Diharapkan dapat mikul dhuwur mendhem jero, artinya menjunjung harkat dan martabat orang tua serta mengharumkan nama baik keluarga.

- Semen romo.
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya.

- Udan riris.
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan, enak dipandang, dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya.

- Cakar ayam.
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya, sehingga kebutuhan hidupnya tercukupi, syukur bisa kaya dan berlebihan.

- Grompol.
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu, tidak bercerai-berai akibat ketidakharmonisan keuarga (nggrompol : berkumpul).

- Lasem.
Bermotif garis vertikal, bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada Tuhan YME.

- Dringin.
Bermotif garis horisontal, bermakna semoga anak dapat bergaul, bermasyarakat, dan berguna antar sesama.

Mori dipakai sebagai busana dasar sebelum berganti-ganti nyamping, dengan maksud bahwa segala perilaku calon ibu senantiasa dilambari dengan hati bersih.Jika suatu saat keluarga tersebut bahagia sejahtera dengan berbagai fasilitas atau kekayaan atau memiliki kedudukan maka hatinya tetap bersih tidak sombong atau congkak, serta senantiasa bertakwa kepada Tuhan YME.


Pemutusan Lawe atau janur kuning yang dilingkarkan di perut calon ibu, dilakukan calon ayah menggunakan keris Brojol yang ujungnya diberi rempah kunir, dengan maksud agar bayi dalam kandungan akan lahir dengan mudah.
Calon nenek dari pihak calon ibu, menggendong kelapa gading dengan ditemani oleh ibu besan. Sebelumnya kelapa gading diteroboskan dari atas ke dalam kain yang dipakai calon ibu lewat perut, terus ke bawah, diterima (ditampani) oleh calon nenek, maknanya agar bayi dapat lahir dengan mudah, tanpa kesulitan.
Calon ayah memecah kelapa, dengan memilih salah satu kelapa gading yang sudah digambari Kamajaya dan Kamaratih atau Harjuna dan Wara Sembodro atau Srikandi.
Upacara memilih nasi kuning yang diletak di dalam takir sang suami. Setelah itu dilanjutkan dengan upacara jual dawet dan rujak, pembayaran dengan pecahan genting (kreweng), yang dibentuk bulat, seolah-olah seperti uang logam. Hasil penjualan dikumpulkan dalam kuali yang terbuat dari tanah liat. Kwali yang berisi uang kreweng dipecah di depan pintu. Maknanya agar anak yang dilahirkan banyak mendapat rejeki, dapat menghidupi keluarganya dan banyak amal.
Hidangan sebagai ucapan syukur kepada Tuhan YME, yang disediakan dalam upacara Tingkepan antara lain :
a. Tujuh Macam Bubur, termasuk bubur Procot.
b. Tumpeng Kuat , maknanya bayi yang akan dilahirkan nanti sehat
dan kuat, (Tumpeng dengan Urab-urab tanpa cabe, telur ayam rebus
dan lauk yang dihias).
c. Jajan Pasar, syaratnya harus beli di pasar (Kue,buah,makanan kecil)
d. Rujak buah-buahan tujuh macam, dihidangkan sebaik-baiknya supaya rujaknya enak,bermakna anak yang dilahirkan menyenangkan dalam keluarga
e. Dawet, supaya menyegarkan.
f..Keleman Semacam umbi-umbian, sebanyak tujuh macam.
g. Sajen Medikingan, dibuat untuk kelahiran setelah kelahiran anak pertama dan seterusnya, macamnya :
Nasi Kuning berbentuk kerucut
- Enten-enten, yaitu kelapa yang telah diparut dicampur dengan gula kelapa dimasak sampai kering.
- Nasi loyang, nasi kuning yang direndam dalam air,kemudian dikukus kembali dan diberi kelapa yang telah diparut.
- Bubur procot yaitu tepung beras, santan secukupnya, gula kelapa dimasak secara utuh, dimasukkan ke dalam periuk untuk dimasak bersama-sama

Kronologis Upacara Tingkepan

Waktu Pelaksanaan
Antara pukul 9.00 sampai dengan pukul 11.00 Calon ibu mandi dan cuci rambut yang bersih, mencerminkan kemauan yang suci dan bersih.
Kira-kira pukul 15.00-16.00, upacara tingkepan dapat dimulai, menurut kepercayaan pada jam-jam itulah bidadari turun mandi. undangan sebaiknya dicantumkan lebih awal pukul 14.30 WIB
Hari Pelaksanaan
Biasanya dipilih hari Rabu atau hari Sabtu, tanggal 14 dan 15 tanggal jawa, menurut kepercayaan agar bayi yang dilahirkan memiliki cahaya yang bersinar, dan menjadi anak yang cerdas.
Pelaksana yang menyirami/memandikan
Para Ibu yang jumlahnya tujuh orang, yang terdiri dari sesepuh terdekat. Upacara dipimpin oleh ibu yang sudah berpengalaman.
Perlengkapan yang diperlukan :
Satu meja yang ditutup dengan kain putih bersih, Di atasnya ditutup lagi dengan bangun tolak, kain sindur, kain lurik, Yuyu sekandang, mayang mekak atau letrek, daun dadap srep, daun kluwih, daun alang-alang. Bahan bahan tersebut untuk lambaran waktu siraman.
Perlengkapan lainnya
- Bokor di isi air tujuh mata air, dan kembang setaman untuk siraman.
- Batok (tempurung) sebagai gayung siraman (Ciduk)
- Boreh untuk mengosok badan penganti sabun.
- Kendi dipergunakan untuk memandikan paling akhir.
- Dua anduk kecil untuk menyeka dan mengeringkan badan setelah siraman
. - Dua setengah meter kain mori dipergunakan setelah selesai siraman.
- Sebutir telur ayam kampung dibungkus plastik
- Dua cengkir gading yang digambari Kamajaya dan Kamaratih atau Arjuna dan Dewi Wara Sembodro.
- Busana Nyamping aneka ragam, dua meter lawe atau janur kuning
- Baju dalam dan nampan untuk tempat kebaya dan tujuh nyamping, dan stagen diatur rapi.
- Perlengkapan Kejawen kakung dengan satu pasang kain truntum. Calon ayah dan ibu berpakain komplet kejawen, calon ibu dengan rambut terurai dan tanpa perhiasan.
Selamatan/ Sesaji Tingkepan
Tumpeng Robyong dengan kuluban, telur ayam rebus, ikan asin yang digoreng.
2. Peyon atau pleret adonan kue/nogosari diberi warna-warni dibungkus plastik, kemudian dikukus.
3. Satu Pasang Ayam bekakah (Ingkung panggang)
4. Ketupat Lepet (Ketupat dibelah diisi bumbu)
5. Bermacam-buah-buahan
6. Jajan Pasar dan Pala Pendem (Ubi-ubian)
7. Arang-arang kembang satu gelas ketan hitam goring sangan
8. Bubur Putih satu piring
9. Bubur Merah satu Piring
10 Bubur Sengkala satu piring
11. Bubur Procot/ Ketan Procot, ketan dikaru santan, setelah masak dibungkus dengan daun/janur kuning yang memanjang tidak boleh dipotong atau dibiting.
12. Nasi Kuning ditaburi telur dadar, ikan teri goring, ayam,rempah
13. Dawet Ayu (cendol, santan dengan gula jawa)
14. Rujak Manis terdiri dari tujuh macam buah.


Perlengkapan selamatan Tingkepan diatas, dibacakan doa untuk keselamatan seluruh keluarga. Kemudian dinikmati bersama tamu undangan dengan minum dawet ayu, sebagai penutup.


UPACARA SELAPANAN

Bila bayi sudah mencapai umur selapan atau 35 hari perlu juga diselamati. Bila kemampuan mengizinkan biasanya mendatangkan tamu dengan disertai keramaian misalnya klenengan, ketoprak, pentas wayang dan sebagainya.


Selamatan yang diperlukan adalah nasi tumpeng beserta sayur-sayuran, jenang merah putih, jajan pasar, telur ayam yang telah direbus secukupnya. Di dekat tempat tidur bayi diletakkan sesaji intuk-intuk. Intuk-intuk yaitu tumpeng kecil yang dibalut dengan daun pisang (Jawa: diconthongi), di puncaknya dicoblosi bawang merah, cabe merah (lombok abang). Di samping dan sekitarnya dihiasi dengan bermacam-macam warna bunga (sekar mancawarna).

Tumpeng berlubang atau bermata (bathok bolu), dilengkapi dengan telur ayam mentah, kemiri dan kluwak.
Bayi yang telah berumur selapan atau 35 hari rambutnya dicukur, kukunya dipotong.
Menurut kepercayaan, rambut cukuran pertama, potongan kuku pertama dan puser yang telah terlepas dijadikan satu, dicampur dengan kembang telon(tiga macam bunga) yang kemudian dibungkus menjadi satu. Bila bayi itu telah dewasa kelak isi bungkusan tadi ditelan bersama-sama dengan pisang mas. Hal tersebut bermanfaat untuk tulak balak artinya tidak akan terkena guna-guna dan terlepas dari segala macam bahaya.

UPACARA TEDAK SITEN

Apabila seorang anak sudah berumur tujuh lapan (7 x 35 hari) biasanya diadakan upacara tedak siten, yaitu upacara memperkenalkan anak untuk pertama kalinya pada tanah/bumi, dengan maksud anak tersebut mampu berdiri sendiri dalam menempuh kehidupan.
Pada umumnya upacara dilangsungkan pada pagi hari di halaman rumah, perlengkapan yang perlu dipersiapkan :

1. Sesaji selamatan yang terdiri dari :
nasi tumpeng dengan sayur mayur
jenang (bubur) merah dan putih
jenang boro-boro
jajan pasar lengkap

2. Juwadah (uli) tujuh macam warna yaitu merah, putih, hitam, kuning, biru, jambon (jingga), ungu.

3. Sekar (bunga) setaman yang ditempatkan dalam bokor besar dan tanah.

4. Tangga yang dibuat dari batang tebu merah hati.

5. Sangkar ayam (kurungan ayam) yang dihiasi janur kuning atau kertas hias warna-warni.

6. Padi, kapas, sekar telon (tiga macam bunga misalnya melati, mawar dan kenanga).

7. Beras kuning, berbagai lembaran uang.

8. Bermacam-macam barang berharga (seperti gelang, kalung, peniti dan lain-lain.

9. Barang yang bermanfaat (misalnya buku, alat-alat tulis dan sebagainya) yang dimasukkan ke dalam Sangkar.

A. Pelaksanaan Upacara :

1.Anak dibimbing berjalan (dititah) dengan kaki menginjak-injak juwadah yang berjumlah tujuh warna. Artinya agar kelak setelah dewasa selalu ingat tanah airnya.

2. Kemudian anak tersebut dinaikkan ke tangga yang terbuat dari tebu wulung..
Artinya agar ia mendapat kehidupan sukses dan dinamis setahap demi setahap.

3. Selanjutnya anak itu dimasukkan ke dalam kurungan ayam bila anak tidak mau masuk maka perlu di temani ibu atau pengasuhnya. Di dalam kurungan telah dimasukkan berisi padi, gelang, cincin, alat-alat tulis, kapas, wayang kulit dan mainan dan menanti sampai bayi tersebut mengambil. Benda yang pertama kali diambil sang bayi akan melambangkan kehidupannya kelak.

4. Setelah anak itu mengambil salah satu benda misalnya gelang emas, pertanda kelak akan menjadi orang kaya, apabila mengambil alat-alat tulis pertanda akan menjadi pegawai kantor atau orang pandai.

5. Setelah selesai, beras kuning dan bermacam-macam uang logam ditaburkan. Para undangan saling berebut uang merupakan tambahan acara yang meyemarakkan suasana.

6. Kemudian anak dimandikan dengan air bunga setaman dengan maksud membawa nama harum keluarga di kemudian hari dan bertujuan agar ia dapat menjalani kehidupan yang bersih dan lurus.

7. Setelah mandi, anak dikenakan pakaian baru yang bagus agar sedap dan menyenangkan orang tua dan para undangan.

8. Setelah berpakaian anak didudukkan pada tikar, karpet atau lampit dan didekatkan pada barang-barang yang tadi diletakkan didalam kurungan.

9. Agar anak mau mengambil barang-barang tadi maka bapak ibu anak itu memberi aba-aba dengan suara kur-kur seperti memanggil ayam disertai dengan ditaburi beras kuning dan uang logam serta barang berharga.

B. Makna perlengkapan yang dipakai :

1. Tangga “tebu” arti dalam bahasa Jawa anteping kalbu ketetapan hati dalam mengejar cita-cita agar lekas tercapai.

2. Juwadah tujuh macam warna agar dapat menanggulangi berbagai kesulitan.

3. Kurungan ayam dimaksudkan agar anak dapat masuk ke dalam masyarakat luas dengan baik dan mematuhi segala peraturan dan adat istiadat setempat.

Disadur dari :http://tjokrosuharto.com

Sejarah Kerajaan Awal di Pulau Jawa

Catatan sejarah Pulau Jawa yang ditandai oleh prasasti atau berita-berita dari pedagang China dan India, ditengarahi oleh beberapa pusat peradaban. Dari barat berupa cerita tentang Salakanagara kemudian dilanjutkan prasasti mengenai Tarumanegara, bagian tengah cerita mengenai Kalingga dilanjutkan dengan Mataram Kuno, dan prasasti Kanjuruhan yang dilanjutkan oleh Kerajaan Medang.

Kerajaan Salakanagara

Salakanagara, berdasarkan Naskah Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara (yang disusun sebuah panitia dengan ketuanya Pangeran Wangsakerta) diperkirakan merupakan kerajaan paling awal yang ada di Nusantara.

Tokoh awal yang berkuasa di sini adalah Aki Tirem. Konon, kota inilah yang disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150, terletak di daerah Teluk Lada Pandeglang.

Raja pertama Salakanagara bernama Dewawarman yang berasal dari India. Ia mula-mula menjadi duta negaranya (India) di Pulau Jawa. Kemudian Dewawarman menjadi menantu Aki Tirem atau Sang Aki Luhurmulya. Istrinya atau anak Aki Tirem bernama Pohaci Larasati. Saat menjadi raja Salakanagara, Dewawarman I ini dinobatkan dengan nama Prabhu Dharmalokapala Dewawarman Haji Raksagapurasagara. Rajatapura adalah ibukota Salakanagara yang hingga tahun 362 menjadi pusat pemerintahan Raja-Raja Dewawarman (dari Dewawarman I - VIII).

Sementara Jayasinghawarman pendiri Tarumanagara adalah menantu Raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang Maharesi dari Salankayana di India yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Maurya.

Di kemudian hari setelah Jayasinghawarman mendirikan Tarumanagara, pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumangara. Salakanagara kemudian berubah menjadi Kerajaan Daerah.

Cat : bukti fisik berupa prasasti mengenai Salakanagara belum ditemukan. Sumbernya hanya merupakan hipotesa dari pernyataan Ptolemeus tentang Argyre dan Naskah Wangsakerta.

Kerajaan Tarumanagara

Bukti keberadaan Kerajaan Tarumanegara diketahui melalui sumber-sumber yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Sumber dari dalam negeri berupa 7 buah prasasti batu yang ditemukan empat di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten. Dari prasasti-prasasti ini diketahui bahwa Kerajaan Tarumanegara dibangun oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman tahun 358 M dan beliau memerintah sampai yahun 382 M. Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman ada di sekitar sungai Gomatri (wilayah Bekasi). Kerajaan Tarumanegara ialah kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara.

Cat :Prasasti yang berkaitan dengan kerajaan Tarumanagara sebagian besar ditulis dengan Huruf Pallawa dengan bahasa Sansekerta. Dan sebagian ditulis dengan menggunakan aksara ikal yang sampai sekarang belum bisa dibaca (diketahui artinya).

Kerajaan Kalingga

Kalingga adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Tengah, yang pusatnya berada di daerah Kabupaten Jepara sekarang. Kalingga telah ada pada abad ke-6 Masehi dan keberadaannya diketahui dari sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima, yang dikenal memiliki peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.

Putri Maharani Shima, Parwati, menikah dengan putera mahkota Kerajaan Galuh yang bernama Mandi Minyak, yang kemudian menjadi raja ke 2 dari Kerajaan Galuh.

Maharani Shima memiliki cucu yang bernama Sanaha yang menikah dengan raja ke 3 dari Kerajaan Galuh, yaitu Bratasenawa. Sanaha dan Bratasenawa memiliki anak yang bernama Sanjaya yang kelak menjadi raja Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh (723-732M).

Setelah Maharani Shima mangkat di tahun 732M, Sanjaya menggantikan buyutnya dan menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi Mataram, dan kemudian mendirikan Dinasti / Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno.

Kekuasaan di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban.

Kemudian Raja Sanjaya menikahi Sudiwara puteri Dewasinga, Raja Kalingga Selatan atau Bumi Sambara, dan memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran.

Cat : bukti tentang Kalingga hanya diketahui dari sumber-sumber China yang menyebut Holing untuk Keling yang dikemudian hari dikenal sebagai Kalingga dan Naskah Wangsakerta. Bukti fisik berupa prasasti sampai sekarang belum ditemukan.

Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram kita kenal dari sebuah prasasti yang ditemukan di Desa Canggal (barat daya Magelang). Prasasti ini berangka tahun 732 M, ditulis dengan huruf Pallawa dan digubah dalam bahasa Sanskerta yang indah sekali. Isinya terutama adalah memperingati didirikannya sebuah lingga (lambang Çiwa) di atas sebuah bukit di daerah Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya. Daerah ini letaknya di sebuah pulau yang mulia, Yawadwîpa, yang kaya raya akan hasil bumi, terutama padi dan emas.

Raja Sanjaya berdasarkan Prasasti Canggal(732 M), merupakan pendiri dari Wangsa Sanjaya yang bertahta di Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah. Menurut Prasasti Canggal (732 M), ia adalah kemenakan dari Sanna, penguasa sebelumnya. Raja Sanjaya mendirikan candi-candi untuk memuja Dewa Siwa. Sanjaya juga belajar agama Hindu Siwa dari para pendeta yang ia panggil.

Sanjaya meninggal pada pertengahan abad ke-8 dan kedudukannya di Mataram digantikan oleh Raka Panangkaran((760-780), dan terus berlanjut sampai masa Dyah Wawa (924-928), sebelum digantikan oleh Mpu Sindok(929) dari Wangsa Isyana.

Pengganti Rakai Kayuwangi adalah Rakai Watuhumalang (tahun 886-898), lalu raja Balitung/Rakai Watukura yang bergelar sri Iswarakesawotsawatungga (tahun 898-910), merupakan raja pertama yang memerintah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dalam hal ini ada kemungkinan bahwa Kanjuruhan-prasasti Dinoyo ditaklukkan.

Istilah Rakai pada zaman ini identik dengan Bhre pada zaman Majapahit, yang bermakna “penguasa di”. Jadi, gelar Rakai Panangkaran sama artinya dengan “Penguasa di Panangkaran”. Nama aslinya ditemukan dalam prasasti Kalasan, yaitu Dyah Pancapana.

Cat : Kerajaan Mataram Kuno diperintah secara bergantian oleh Wangsa Sanjaya dan Wangsa Syailendra. Prasasti yang ditinggalkan ditulis dalam huruf Pallawa berbahasa Sanksekerta.

Kerajaan Kanjuruhan

Prasasti Dinoyo merupakan peninggalan yang unik karena ditulis dalam huruf Jawa Kuno dan bukan huruf Pallawa sebagaimana prasasti sebelumnya. Keistimewaan lain adalah cara penulisan tahun berbentuk Condro Sangkala berbunyi Nayana Vasurasa (tahun 682 Saka) atau tahun 760 Masehi. Dalam Prasasti Dinoyo diceritakan masa keemasan Kerajaan Kanjuruhan.

Di desa Dinoyo (barat laut Malang) diketemukan sebuah prasasti berangka tahun 760, berhuruf Kawi dan berbahasa Sanskerta, yang menceritakan bahwa dalam abad VIII ada kerajaan yang berpusat di Kanjuruhan (sekarang desa Kejuron) dengan raja bernama Dewasimha dan berputra Limwa (saat menjadi pengganti ayahnya bernama Gajayana), yang mendirikan sebuah tempat pemujaan untuk dewa Agastya dan diresmikan tahun 760. Upacara peresmian dilakukan oleh para pendeta ahli Weda (agama Siwa). Bangunan kuno yang saat ini masih ada di desa Kejuron adalah Candi Badut, berlanggam Jawa Tengah, sebagian masih tegak dan terdapat lingga (mungkin lambang Agastya).

Dalam Prasasti Dinoyo diceritakan masa keemasan Kerajaan Kanjuruhan sebagaimana berikut :

Ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Raja yang sakti dan bijaksana dengan nama Dewasimha
Setelah Raja meninggal digantikan oleh puteranya yang bernama Sang Liswa
Sang Liswa terkenal dengan gelar Gajayana dan menjaga Istana besar bernama Kanjuruhan
Sang Liswa memiliki puteri yang disebut sebagai Sang Uttiyana
Raja Gajayana dicintai para brahmana dan rakyatnya karena membawa ketentraman diseluruh negeri
Raja dan rakyatnya menyembah kepada yang mulia Sang Agastya
Bersama Raja dan para pembesar negeri Sang Agastya (disebut Maharesi) menghilangkan penyakit
Raja melihat Arca Agastya dari kayu Cendana milik nenek moyangnya
Maka raja memerintahkan membuat Arca Agastya dari batu hitam yang elok
Prasasti Sangguran (Batu Minto) asal daerah Ngandat, Malang (Jawa Timur), yang pernah dibawa ke luar negeri oleh Stamford Raffles pada 1814, yang berasal dari abad ke-10. Prasasti Sangguran (Prasasti Minto), dikenal dengan ‘Lord Minto’ atau ‘Minto Stone’ untuk versi Skotlandia (Inggris) merupakan prasasti beraksara dan bahasa Jawa Kuno.

Prasasti itu merupakan reruntuhan candi di desa Ngandat, Malang, dan dinilai sangat penting dari sisi historis, karena menjadi bagian sejarah peralihan dari kerajaan Mataram ke Jawa Timur.

Prasasti Sangguran ditulis dalam aksara dan bahasa Jawa kuno. Isi pokoknya adalah tentang peresmian Desa Sangguran menjadi sima (tanah yang dicagarkan) oleh Sri Maharaja Rakai Pangkaja dyah Wawa Sri Wijayaloka Namestungga pada 14 Suklapaksa bulan Srawana tahun 850 Saka. Jika dikonversi ke dalam tahun Masehi, maka identik dengan 2 Agustus 928.
Prasasti tersebut menyebutkan pula nama Rakryan Mapatih I hino pu Sindok Sri Isanawikrama dan istilah sima kajurugusalyan di Mananjung. Yang menarik, sima tersebut ditujukan khusus bagi para juru gusali, yaitu para pandai (besi, perunggu, tembaga, dan emas). Isi prasasti seperti itu boleh dikatakan amat langka, jarang terdapat pada prasasti-prasasti lain yang pernah ditemukan di Indonesia.

Ahli epigrafi Boechari menafsirkan bahwa mungkin pada masa pemerintahan Raja Wawa ada sekelompok pandai atau seorang pemuka pandai, yang berjasa kepada raja. Pendapatnya didasarkan atas analogi dari kitab kuno Pararaton yang menyebutkan Mpu Gandring, tokoh yang dianggap pembuat keris legendaris, bersama keturunannya mendapat hak istimewa dari Sri Rajasa (Ken Arok) berupa anugerah sima kajurugusalyan (Sejarah Nasional Indonesia II, 1984).

Di mata para epigraf, Prasasti Sangguran juga dianggap unik karena menyebutkan istilah rakryan kanuruhan. Menurut J.G. de Casparis, kanuruhan berasal dari nama kerajaan Kanjuruhan yang disebut dalam Prasasti Dinoyo (760 Masehi). Kerajaan itu pernah berpusat di sekitar Malang sekarang.
Rupa-rupanya kerajaan Kanjuruhan itu pada suatu ketika ditaklukkan oleh raja Mataram. Namun keturunan raja-rajanya tetap berkuasa sebagai penguasa daerah dengan gelar rakryan kanuruhan. Oleh karena gelar kanuruhan ditemukan di antara tulisan-tulisan singkat pada salah satu gugusan Candi Loro Jonggrang (Prambanan), diperkirakan sebagai penguasa daerah, dia menyumbangkan candi perwara pada candi kerajaan itu. Sayangnya hubungan antara Prasasti Sangguran dengan Candi Prambanan, belum diteliti secara mendalam oleh para pakar.

Cat : Prasasti Dinoyo unik, karena ditulis menggunakan huruf Jawa Kuno (Kawi) dan berbahasa Sanksekerta. Kerajaan Kanjuruhan, jika merujuk kepada tahun yang terdapat pada prasasti Dinoyo (760 M), berarti sejaman dengan Mataram Kuno pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran yang naik tahta pada tahun 760 menggantikan Sanjaya.

Kerajaan Medang

Mpu Sindok, adalah raja terakhir dari Wangsa Sanjaya, yang berkuasa Kerajaan Mataram Kuno pada tahun 928-929. Diduga karena letusan Gunung Merapi, pada tahun 929 Mpu Sindok memindahkan pusat kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Istana yang baru dibangun di Tamwlang (Tembelang) sekitar tahun 929, di tepi Sungai Brantas, sekarang kira-kira adalah wilayah Kabupaten Jombang (Jawa Timur). Kerajaan baru ini tidak lagi disebut Mataram, melainkan disebut Medang (meski beberapa literatur masih menyebut Mataram). Mpu Sindok juga merupakan pendiri Wangsa Isyana, sehingga kerajaan baru tersebut kadang juga disebut Isyana.

Peristiwa Mahapralaya

Kerajaan Medang runtuh tahun 1006 pada masa pemerintahan Dharmawangsa Teguh (cicit Mpu Sindok). Peristiwa hancurnya istana Watan terkenal dengan sebutan Mahapralaya atau “kematian besar”.

Kronik Cina dari Dinasti Sung mencatat telah beberapa kali Dharmawangsa Teguh mengirim pasukan untuk menggempur ibu kota Sriwijaya sejak ia naik takhta tahun 991. Permusuhan antara Jawa dan Sumatra semakin memanas saat itu.

Pada tahun 1006 Dharmawangsa Teguh lengah. Ketika ia mengadakan pesta perkawinan putrinya, istana Medang di Watan diserbu oleh Aji Wurawari dari Lwaram yang diperkirakan sebagai sekutu Kerajaan Sriwijaya. Dalam peristiwa tersebut, Dharmawangsa Teguh tewas.

Tiga tahun kemudian, seorang pangeran berdarah campuran Jawa - Bali yang lolos dari Mahapralaya tampil untuk membangun kerajaan baru sebagai kelanjutan Kerajaan Medang. Pangeran itu bernama Airlangga yang mengaku bahwa ibunya adalah keturunan Mpu Sindok. Kerajaan yang ia dirikan kemudian lazim disebut dengan nama Kerajaan Kahuripan.

Sebuah Pertanyaan :

Prasasti Dinoyo (760 M) dan Prasasti Sangguran (928 M) ditulis dengan aksara Jawa Kuno (Kawi) , bahkan Prasasti Sangguran dituturkan dengan Bahasa Jawa Kuno. Berbeda dengan prasasti-prasasti yang lainnya, yang berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanksekerta. Jika memang benar, pendiri kerajaan-kerajaan kuno tersebut masih ada hubungannya dengan India, penggunaan huruf Pallawa tidaklah mengherankan. Namun tahun dibuatnya prasasti Dinoyo sejaman dengan masa pemerintahan Rakai Panangkaran, yang mana Mataram Kuno banyak meninggalkan prasasti berhuruf Pallawa. Sama halnya juga Prasasti Sangguran, yang disitu malah disebutkan Raja yang berkuasa adalah Dyah Wawa

Sumber :

http://id.wikipedia.org

www.pemkot-malang.go.id


Renungan :

Prasasti Dinoyo (760 M) dan Prasasti Sangguran (928 M) ditulis dengan aksara Jawa Kuno (Kawi) . Berbeda dengan prasasti-prasasti yang lainnya, yang berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanksekerta. Jika memang benar, pendiri kerajaan-kerajaan kuno tersebut masih ada hubungannya dengan India, penggunaan huruf Pallawa tidaklah mengherankan. Namun tahun dibuatnya prasasti Dinoyo sejaman dengan masa pemerintahan Rakai Panangkaran, yang mana Mataram Kuno banyak meninggalkan prasasti berhuruf Pallawa. Sama halnya juga Prasasti Sangguran, yang disitu malah disebutkan Raja yang berkuasa adalah Dyah Wawa, salah satu Raja Mataram Kuno dari Wangsa Sanjaya.

Dengan demikian wilayah Kanjuruhan, mulai dari berbentuk kerajaan yang berdaulat sampai dengan menjadi bagian dari kerajaan Mataram Kuno, penduduknya sudah mengenal tulisan, yaitu huruf Jawa Kuno (Kawi), bahkan Prasasti Sangguran dituturkan dengan Bahasa Jawa Kuno.
Ditulis dalam Sejarah | Tag: kerajaan di pulau jawa, Sejarah

Free chat widget @ ShoutMix
hit counter KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia blog-indonesia.com blog-indonesia.com http://iwanfalsmania.blogspot.com Blogging Blogs - BlogCatalog Blog Directory