Selasa, 21 April 2009

Masalah Kulit Pada Bayi dan Anak Perlu Diantisipasi





JAKARTA, KOMPAS.com - Masalah kesehatan kulit pada bayi dan anak perlu diperhatikan agar tidak mengganggu penampilan dan menimbulkan komplikasi bila telah beranjak remaja. Untuk itu, bila ditemukan ada gangguan kesehatan kulit pada bayi dan anak, para orang tua perlu mewaspadainya dan segera memeriksakan anaknya ke dokter.

Demikian disampaikan dokter spesialis kulit dan kelamin dari Departemen Kesehatan Kulit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo dr Tina Wardani Wisesa, dalam jumpa pers Simposium Masalah Kulit dan Keputihan pada Bayi dan Anak, Selasa (14/4), di ruang Sartono, FKUI-RSCM, Jakarta.

Simposium untuk awam itu akan diselenggarakan pada 25 April mendatang di Hotel Novotel, Mangga Dua, Jakarta. Menurut Tina, simposium itu bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat awam tentang masalah kulit yang sering ditemukan pada bayi dan anak, jerawat pada remaja, keputihan pada bayi dan anak, perawatan alat kelamin pada bayi dan anak, serta kiat-kiat memilih pelembab kulit pada bayi dan anak.

Topik pertama adalah, berbagai masalah kulit yang sering ditemukan yaitu eksim susu, eksim seboroik, eksim popok, penyakit infeksi kulit yaitu cacar api dan cacar monyet, serta tanda lahir hemangioma dan bercak mongol. Dengan mengenali penyakit atau tanda-tanda itu, maka dapat dilakukan penatalaksanaan awal yang tepat dan mengetahui kapan harus dikonsultasikan ke dokter, ujarnya.

Ketika beranjak remaja, masalah yang sering ditemui adalah jerawat. Kelainan ini dipengaruhi banyak faktor yang saling berkaitan dan sulit dihilangkan dalam waktu singkat. Untuk menghindari komplikasi yang tidak diinginkan, sebaiknya pengobatan dilakukan oleh dokter spesialis kulit dan kelamin.

Masalah lain yang sering ditemukan adalah keputihan pada bayi dan anak. Keputihan patologis sering disebabkan infeksi bakteri, jamur atau parasit dan juga oleh sebab non infeksi yaitu benda asing. Perlu diwaspadai kemungkinan adanya pelecehan seksual pada anak yang mengalami keputihan dengan penyebab infeksi menular seksual, kata dokter spesialis kulit dan kelamin dari FKUI-RSCM Hanny Nilasari.

Dengan memahami gejala, penyebab dan pencetus keputihan pada bayi dan anak, maka dapat mencegah terjadinya keputihan pada bayi dan anak serta mencegah agar tidak berulang. Penting pula dibahas tentang kebersihan genitalia. Beberapa perilaku kebersihan membawa potensi efek samping kesehatan yang tidak baik. Karena itu, perlu diketahui bagaimana perilaku kebersihan genitalia yang baik, termasuk pada kondisi ekonomi keluarga dan ketersediaan infrastruktur terbatas, ujarnya.


Sumber : Kompas

Peran Penting Orangtua Arahkan Potensi Kecerdasan Anak




LAMONGAN, KOMPAS.com — Orangtua seharusnya menjadi guru terbaik bagi anak-anak mereka, bukan hanya sekolah. Sekolah harusnya tetap diposisikan sebagai mitra orangtua dalam mendidik anak-anak, bukan pengambil alih tanggung jawab utama yang tetap berada di pundak para orangtua. Orangtua harusnya menyadari anak-anak bukan aset sekolah, tetapi amanah utama dari Allah.

Hal itu diungkapkan Nafik, Direktur The Naff, dalam seminar sehari Cara Cerdas Melejitkan Potensi Intelegence Quotient (IQ) atau kecerdasan intelektual, Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosional) dan Spiritual Quotient (SQ) atau kecerdasan spiritual Anak Di Rumah dan Sekolah, di Lamongan, Kamis (16/4).

Menurut Nafik, hanya dengan perhatian, pengertian, dan didikan yang terbaik dari orangtualah anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh. "Apabila sekali waktu kita merasa lelah, terganggu dan jengkel dengan ulah anak-anak kita, tetaplah ingat bahwa anak-anak adalah amanah yang harus diarahkan dengan penuh kesabaran dan ilmu yang memadai," kata Nafik.

Namun, karena keterbatasan orangtua, pendidikan anak-anak harus dititipkan pada lembaga yang disebut sekolah. "Namun, ini tidak berarti orangtua menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah. Sekali lagi, sekolah hanyalah sebagai mitra kita untuk mendidiknya, sementara tanggung jawab sepenuhnya masih melekat pada diri orang tua," paparnya.

Anak-anak dikaruniai kecerdasan yang luar biasa dan daya ingat yang tak terbatas. Jangan sekali-sekali orangtua melepaskan tanggung jawab penuh atas anak-anak kepada sekolah. Nafik mengingatkan bahwa anak-anak hanya mengalami satu kali proses menjadi dewasa.

"Pada usia emas (0-4 tahun) 50 persen potensi kecerdasan anak telah berkembang, 4-8 tahun berkembang 80 persen, dan 18 tahun telah berkembang 100 persen. Masa-masa tersebut tidak akan terulang kembali, bimbing dan arahkan anak-anak jangan sampai menyesal," ujar Nafik.

Ketua Dewan Penasihat Gabungan Organisasi Wanita Lamongan Endang Rijanti Masfuk dalam kesempatan itu menyampaikan keberadaan anak-anak apa pun status sosialnya butuh bimbingan dan uluran tangan untuk mendorong potensi IQ, EQ, dan SQ mereka. Bakat dan potensi anak harus dikembangkan sedini mungkin demi mempersiapkan generasi bangsa yang tangguh.

"Kecerdasan intelektual tanpa diimbangi dengan kecerdasan emosional dan spiritual akan limbung. Semoga dengan kegiatan ini akan muncul terobosan inovatif, tetapi dengan implementasi yang sederhana untuk tumbuh kembangnya pendidikan anak-anak," kata Endang.

Ketua Gabungan Organisasi Pendidikan Taman Kanak-kanak Indonesia (GOPTKI) Cabang Lamongan Mahdumah Fadeli mengadakan seminar dalam rangka hari ulang tahun GOPTKI ke-52 diikuti 150 yayasan penyelanggara TK di Lamongan. "Diharapkan ini bisa meningkatkan mutu belajar-mengajar penyelenggara TK di Lamongan," tuturnya.


Free chat widget @ ShoutMix
hit counter KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia blog-indonesia.com blog-indonesia.com http://iwanfalsmania.blogspot.com Blogging Blogs - BlogCatalog Blog Directory