Kamis, Januari 14, 2010

Konsumsi BBM Bersubsidi 2009 Melonjak

GB


JAKARTA--MI:
Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas mencatat, hingga 22 Desember 2009 lalu, realisasi konsumsi BBM bersubsidi sejak Januari 2009 yang belum diverifikasi mencapai Total 36.870.499 kilo liter (KL).

"Dari jumlah tersebut terdiri dari premium 20.616.356 (KL), minyak tanah (kerosin), 4.499.863 KL dan

solar 11.754.280 KL," ujar Kepala BPH Migas Tubagus Haryono, dalam pesan singkatnya, rABU (30/12).

Diperkirakan sampai akhir tahun, imbuh Tubagus, realisasi konsumsi BBM bersubsidi ini akan melebihi kuota. Untuk itu telah dilakukan revisi kuota berdasarkan hasil verifikasi dan prognosa yang dituangkan dalam Keputusan Menteri ESDM dan Surat Keputusan (SK) Kepala BPH Migas.

"Perkiraan kita lonjakan itu terdiri dari premium berjumlah 20.946.992 KL, Kerosin 4.700.000 KL dan solar 11.817.671 KL. Jadi totalnya hingga akhir tahun mencapai 37.464.663 KL," ujar Tubagus.

Terkait hal ini pihaknya telah mengadakan rapat koordinasi ini dengan Departemen Keuangan, Direktorat Jenderal Migas, dan Pertamina.

"Intinya kita meminta agar Pertamina melakukan pengendalian distribusi BBM pada sisa waktu sampai akhir 2009," pungkas Tubagus. (Jaz/OL-03)

Elpiji 3 Kg Bisa Diisi Ulang via Mobil Keliling&Pertamina akan Impor 2,4 MT LPG




Jakarta - PT Pertamina (Persero) akan melakukan uji coba pengisian ulang elpiji 3 Kilogram dengan menggunakan mobil pengisian ulang elpiji keliling (Mobile Filling LPG) mulai Februari 2010.

"Kami akan uji coba di Banten, yogya dan Sulawesi," ujar Deputi Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya.

Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers acara Pameran insiasi Produk, Sistem dan Infrastruktur serta Moda Transportasi Baru Pertamina, di Kantor Pusat Pertamina, Jalan Perwira 10, Jakarta, Selasa (12/1/2010).

Menurut Hanung, Mobile Filling LPG ini akan berkeliling di daerah-daerah yang pedalaman (rural village) dan daerah pinggiran kota yang jauh dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) serta tidak efisien untuk membangun SPBE di sana.

Mobil ini akan keliling di 5-6 kecamatan dan akan parkir secara tetap sehingga konsumen bisa mengisi ulang tabung yang dimilikinya.

Mobile Filling LPG ini diadakan untuk mendekatkan sumber-sumber pengisian LPG dengan ukuran lebih bervariasi sesuai kemampuan atau daya beli masyarakat terhadap LPG, mengurangi loss opportunity karena ketidaksesuaian kebutuhan konsumen dengan produk yang didistribusikan serta memberikan variasi pelayanan kepada konsumen sesuai kebutuhan konsumen dan ketersediaan layanan.

"Mereka bisa isi 1 Kg hingga 3 Kg atau mengisi Rp 4.000, Rp 5.000 atau Rp 6.000 tergantung kebutuhan mereka," ungkapnya.

Jika uji coba ini berhasil, lanjut Hanung, maka nantinya mobil keliling ini juga akan diadakan di daerah-daerah lainnya di Indonesia.

"Ke depan akan diperbanyak, khusunya untuk melayani daerah-daerah yang tidak ada SPBE-nya," tandas Hanung.


JAKARTA--MI:
PT Pertamina (Persero) pada tahun ini akan mengimpor 2,4 juta metrik ton (MT) LPG (liquid petroleum gas) karena izin pasokan tambahan elpiji dari kilang Bontang hingga kini belum ada.

"Total impor LPG pada 2010 direncanakan mencapai 2,4 juta MT, sementara yang sudah ada saat ini sekitar 1,2 juta MT dengan Petrodex. Sehingga masih ada potensi impor dengan mekanisme lain mencapai 1,2 juta MT," kata Deputi Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya di Jakarta, Selasa (12/1).

Menurutnya, sebelumnya direncanakan selama 2010 perusahaan bakal mendapatkan suplai LPG produk dalam negeri. Seperti pada 2009, Pertamina mendapatkan pasokan gas dari kilang LPG Bontang.

"Baru saja ada surat dari BP Migas bahwa tidak ada LPG yang tersisa dari Bontang. Dulu ada kelebihan kargo di kilang LPG Bontang yang dapat dikonversi menjadi LPG yang dialirkan ke Pertamina," tambahnya.

Dengan begitu tandas Hanung, Pertamina segera mengimpor LPG dengan mencari sumber-sumber pasokan. "Kita harus mencari pasokan LPG," katanya tanpa merinci dari perusahaan apa saja yang akan diajak bekerja sama untuk memasok LPG tersebut. (Ant/OL-01)

Minggu, Oktober 11, 2009

Pasca Kenaikan, Pengoplosan Elpiji Rawan Terjadi

Minggu, 11/10/2009 14:21 WIB
Suhendra - detikFinance




Jakarta - Pusat Studi Kebijakan Publik mensinyalirnya adanya peluang yang dilakukan oleh spekulan untuk melakukan pengoplosan (over tabung) isi tabung elpiji 3 kg ke tabung 12 kg pasca kenaikan tabung 12 kg, 6 kg dan 50 kg.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Pusat Studi Kebijakan Publik (PUSKEPI) Sofyano Zakaria dalam siaran persnya Minggu (11/10/2009)

"Disparitas harga antara elpiji 12 kg dengan 3 kg juga mampu memancing perbuatan pidana bagi para spekulan yang akan melakukan peng-oplos-an atau memindahkan isi tabung ( over tabung) elpiji 3 kg (subsidi penuh pemerintah) ke tabung elpiji 12 kg (subsidi oleh Pertamina)," katanya

Ia menjelaskan indikator terjadinya hal tersebut akan dapat dimonitor dengan data penjualan elpijii 3 kg dan 12 kg. Untuk itu kata dia, Pemerintah perlu membentuk sebuah lembaga pengawasan yang terpadu dan berada pada seluruh wilayah di tanah air . Pasokan subsidi elpiji 3 kg, lanjut Sofyano, harus dilakukan dalam bentuk distribusi tertutup, harus segera dilakukan dan sangat mungkin dilakukan. Mengingat Pertamina saat ini memilik data lengkap soal data-data penerima tabung dan kompor elpiji 3 kg program konversi energi.

"Pada saat pembagian kompor dan tabung elpiji 3 kg secara gratis kepada masyarakat eks pengguna minyak tanah, telah pula dibagikan kartu pelanggan elpiji yang memuat data nama pelanggan, agen dan pangkalan yang akan melayani. Untuk memantau kebutuhan riil elpiji pada suatu wilayah perlu dilakukan rayonisasi pemasaran elpiji," serunya.

Sofyano juga mendesak kepada pemerintah, segera menetapkan tata niaga elpiji subsidi atau subsidi tabung 3 kg dan tidak lagi melepas niaga elpiji 3 kg sesuai mekanisme pasar karena ini menyangkut subsidi pemerintah (anggaran negara). Selain itu kata dia, Pertamina sudah harus segera menekan pemohon izin pembangunan stasiun pengisian bulk elpiji (SPBE) untuk segera merealisir pembangunan SPBE dengan adanya batas waktu maksimal yang harus diwujudkan tanpa toleransi.

"Tujuannya ntuk mencegah adanya perbuatan spekulatif yang hanya bertujuan untuk jual beli izin SPBE saja," katanya.

Dikatannya juga perlu adanya perbedaan pengisian tabung 3 kg dengan SPBE untuk pengisian tabung 12 kg. Hal ini juga bertujuan untuk mencegah terjadinya penyalah gunaan terkait adanya disparitas harga antara elpiji 12 kg dengan elpiji 3 kg. Seperti diketahui Pertamina mulai tanggal 10 Oktober 2009 telah menaikkan harga elpiji sebesar Rp 100 per kilogram untuk elpiji kemasan 50 kg, 12 kg, dan 6 kg. Harga elpiji kemasan 12 kg dan 6 kg yang sebelumnya Rp 5.750 per kg naik menjadi Rp 5.850 per kg. Selain itu harga elpiji kemasan 50 kg yang sebelumnya sebesar Rp 7.255 per kg meningkat menjadi Rp 7.355 per kg.

Dengan demikian harga baru elpiji untuk kemasan 12 kg menjadi Rp 70.200 per tabung, harga baru elpiji 6 kg Rp 35.100 per tabung, dan elpiji kemasan 50 kg Rp 367.750 per tabung.


(hen/hen)

Senin, September 14, 2009

Stok BBM Jelang Lebaran Aman

Jum'at, 19 September 2008 - 19:14 wib



JAKARTA - PT Pertamina (Persero) memastikan ketersediaan stok BBM nasional menjelang Idul Fitri tahun ini aman. Per 18 September, stok semua jenis BBM masih berada di level aman rata-rata hingga 22,1 hari mendatang.

"Stok BBM kita aman untuk Lebaran mendatang," ujar Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Faisal, di sela buka puasa bersama di Pom Bensin Pertamina Kuningan, Jakarta, Jumat (19/9/2008).

Untuk jenis premium dipastikan mencukupi untuk 18,1 hari, jenis solar aman untuk 24,7 hari ke depan. Sedangkan elpiji dapat mencukupi untuk 17,69 hari ke depan.

Untuk itu, dalam mengamankan pasokan, Pertamina mengantisipasi beberapa hal, antara lain pembentukan satuan tugas (satgas) BBM, serta membentuk posko yang disiagakan sejak H-10 hingga H+10 di sejumlah titik SPBU sepanjang jalur mudik, seperti di jalur Pantura, selatan, arah Merak dan Lampung. Hal ini termasuk pengoperasian depot operasi selama 24 jam.

Selain itu, Pertamina pun menyiagakan SPBU untuk beroperasi penuh selama 24 jam. "Pembukaan SPBU 24 jam di jalur-jalur tertentu kami wajibkan. Kalau tidak diwajibkan juga, saya yakin pengusaha juga tetap akan buka selama 23 jam karena omsetnya besar," tambahnya.

Pertamina juga telah menentukan SPBU strategis sebagai SPBU kantong, yakni SPBU yang akan digunakan sebagai lokasi pangkalan mobil tangki BBM yang siap diberangkatkan bilamana ada SPBU yang dekat dengan SPBU kantong.

Dengan demikian, distribusi BBM dapat dilakukan lebih cepat dengan memperpendek jarak distribusi sebagai antisipasi kemacetan. Adapun jumlah SPBU kantong tersebut ada 40 SPBU, yakni 4 buah di wilayah Banten-Lampung, 12 buah di wilayah Jawa Barat, 17 buah di Jawa Tengah-DIY, dan 7 buah di Jawa Timur

Sumber: okezone.com coy

Kamis, Mei 28, 2009

Pemerintah Usulkan Besaran Alfa BBM Bersubsidi 2010

Cara perhitungan Alpha:
http://docs.google.com/Presentation?id=dtzc55h_41dsjk75cd
KAMIS, 28 MEI 2009 14:53 WIB
JAKARTA. Pemerintah mengusulkan besaran alpha bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun 2010 pada Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, di Jakarta, Kamis (28/5). Usulan ini disampaikan Dirjen Migas Departemen ESDM Evita H Legowo yang didampingi Kepala BPHMIGAS Tubagus Haryono, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan, dan Wakil Dirjen Anggaran Departemen Keuangan RI.

Besaran alpha BBM bersubsidi tertimbang rata-rata nasional yang diusulkan antara Rp 573,83 sampai dengan Rp 587,31 per liter, dengan asumsi ICP US$ 45-70 per barel. Alpha yang diusulkan tersebut, lebih besar dibanding alpha tahun 2009 yaitu antara Rp 563,57 sampai Rp 577,43 per liter, dengan ICP antara US$ 45-70 per barel.

Untuk ICP US$ 45 per barel, alphanya mencapai Rp 573,83 per liter. ICP US$ 50 per barel, alpha sebesar Rp 576,52 per liter dan Rp 579,22 per liter untuk ICP 55 per barel. ICP US$ 60 per barel, alpha mencapai Rp 581,92 per liter. ICP US$ 65 per barel, alpha Rp 584,61 per liter dan ICP US$ 70, alphanya Rp 587,31 per liter.

Dirjen Migas Evita H Legowo menjelaskan, formula harga patokan BBM PSO merupakan jumlah dari MOPS ditambah Alpha. MOPS (Mean of Platts Singapore) merupakan harga indeks minyak di Singapura yang mencerminkan transaksi jual beli produk minyak, sedangkan alpha adalah biaya distribusi plus margin dimana harga jual eceran sudah termasuk dengan PPPKB 5% kecuali minyak tanah, dan PPN 10%.

Alpha sendiri, lanjut Dirjen Migas, terdiri komponen biaya pengangkutan, distribusi, penyimpanan, margin BU (Pertamina), dan margin penyalur. Pengangkutan diuraikan atas pengangkutan yang dilakukan melalui laut dan biaya penyaluran melalui pipa dari kilang menuju depot. Biaya distribusi adalah biaya distribusi darat, laut, dan udara dari depot ke lembaga penyalur, kecuali minyak tanah. Penyimpanan terdiri dari biaya penyimpanan dan handling termasuk angkutan sampai ke depot dan asuransi. Selanjutnya, ujar Dirjen Migas, ada margin dari badan usaha (BU) sebagai pelaksana BBM PSO yang harus mendapatkan margin yang wajar, sementara margin penyalur adalah margin tertimbang dimana minyak tanah tidak mendapatkan margin.

Untuk tahun 2010, pemerintah mengusulkan volume BBM bersubsidi sebesar 36,504 juta kilo liter, terdiri dari premium 21,454 juta kilo liter, kerosene 3,8 juta kilo liter dan solar 11,250 juta kilo liter. Sumber ESDM

SPBU Terbakar, 1 Penumpang Angkot Gosong


SERANG (Pos Kota) – Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34-142.14 di Kampung/Desa Kalodran, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten, Kamis (28/5) pagi, terbakar.

Musibah kebakaran tersebut mengakibatkan 2 penumpang angkutan kota (angkot) terbakar, seorang diantaranya tewas dengan kondisi gosong.

Meski kondisi korban tewas sulit diketahui namun polisi telah mengidentifikasi korban sebagai siswa sekolah menengah umum. Sedangkan korban luka bakar yang dirawat di RSUD Serang bernama Joni, 18, warga Kampung Parung Dalam, Kelurahan Panancangan, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang.

Penyebab terbakarnya pom bensin di Jln. Raya Serang-Jakarta, Kota Serang ini masih dalam penyelidikan. Namun kebakaran terjadi diduga akibat sambaran api yang berasal dari kompor pedagang cilok saat sang supir mengisi bensin ke dalam diriken.

Berdasarkan keterangan di lokasi kejadian, musibah kebakaran yang terjadi di SPBU milik Edi Amin, pengusaha asal Jakarta Barat ini terjadi sekitar pukul 06:30. Bermula ketika supir angkot A 1939 BJ jurusan Terminal Pakupatan-Pontang yang identitasnya belum diketahui ini berniat mengisi bensin ke dalam diriken yang ada didalam angkot.

Dalam kendaraan tersebut ada pedagang cilok membawa kompor yang masih menyala. Supir angkot ini tidak memperhatikan kompor yang berdampingan dengan diriken tersebut masih menyala. Seketika api menyambar bensin yang berada dalam derigen.

Tujuh penumpang yang ada didalam kendaraan berusaha menyelamatkan diri namun salah satu penumpang tidak berhasil menyelamatkan diri dan tewas terbakar.

Dibantu warga setempat, petugas SPBU berusaha memadamkan api yang mayambar mesin pengisian dengan peralatan kebakaran yang ada. Agar kobaran api tidak merembet ke mesin pengisian lainnya, warga menyeret kendaraan angkot yang terbakar ke sisi jalan. Upaya warga berhasil, kobaran api berhasil dipadamkan sebelum petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi kejadian.

Sabtu, Mei 09, 2009

POTENSI BIOFUEL DARI JERAMI

Potensi Biofuel dari Jerami PDF Cetak E-mail
Thursday, 29 May 2008
 Kompas.com - Di sejumlah besar daerah jerami masih dianggap sampah bahkan akhirnya berakhir dengan dibakar karena tak bermanfaat. Padahal, produk sampingan dari usaha pertanian padi tersebut sebenarnya punya potensi besar sebagai bahan dasar biofuel, bahan bakar ramah lingkungan.

Tidak hanya akan memberikan nilai tambah, pemanfaatan jerami juga mencegah pelepasan karbon ke atmosfer saat terbakar. Siklus karbon ke atmosfer dapat diperpanjang dengan mengubahnya menjadi biofuel.

Terobosan tersebut telah dilirik produsen ethanol di China. Apalagi, sebagai salah satu negara terbesar, setiap tahun sekitar 230 juta ton batang jerami dibuang begitu saja. Tiga fasilitas pengolahan jerami menjadi biofuel telah dibangun sampai saat ini.

Namun, untuk mengolah jer ami bukan hal yang mudah. Batang jerami yang kaya selulosa tidak mudah terurai bakteri yang biasa dipakai dalam proses pembuatan biomassa. Para peneliti memanfaatkan larutan alkali sodium hidroksida untuk melunakkannya sebelum proses fermentasi atau peragian.

"Semuanya dilakukan pada suhu kamar, tanpa energi tambahan, dan butuh sedikit air, sehingga secara keseluruhan prosesnya sederhana, cepat, efektif biaya, dan ramah lingkungan," ujar Xiujin Li dari Universitas Teknologi Kimia Beijing.

Metode yang sama sebenarnya juga sudah digunakan untuk memproduksi ethanol di lebih dari 30 negara. Namun, bahan yang diolah adalah tebu, jagung, dan kedelai yang notebene merupakan sumber pangan utama manusia, bukan bahan buangan.

Sementara di China, jerami diolah agar menghasilkan biogas. Penggunaan larutan tersebut telah terbukti meningkatkan produksi campuran gas methan dan karbon dioksida hingga 65 persen. Residu atau sampah olahannya juga bermanfaat sebagai kompos.

"Dengan cara ini, jerami benar-benar didaur ulang seluruhnya," ujar Li. Memang masih ada gas karbon diosida yang dilepaskan, namun kadarnya tak sebesar jika jerami dibakar.

Pilot proyek tiga pabrik dibiayai sepenuhnya oleh Pemerintah China melalui Program Riset dan Pengembangan Teknologi Tinggi. Sebagai negara agraris penghasil padi, bukankah teknologi semacam ini sangat tepat di Indonesia daripada menggunakan singkong atau kelapa sawit.

WAH/Livescience.com

Menanam Sumber Energi di Lahan Tandus


PDF Cetak E-mail


Foto: Alfy - Mataram

Areal bekas pertambangan di kaki sebuah bukit di Citereup, Bogor, Jawa Barat, itu dua atau tiga tahun lalu gersang dan panas. Tidak ada tetumbuhansebagai peneduh. Yang ada hanya hamparan bebatuan terjal ukuran besar dan sedang. Sejauh mata memandang hanya hamparan bumi yang kosong. Tidak ada tanda-tanda kehidupan flora dan fauna di sana.

Namun kini, hamparan tanah tandus dan gersang itu mulai menghijau. Di sanasini tumbuh pohon jarak setinggi sekitar setengah meter. Bahkan ada yang lebih tinggi dari itu. Meski di lahan tandus, namun pohon yang oleh masyarakat dikenal sebagai jarak pagar (Jatropha curcas L), itu tumbuh dengan subur. Daun danbijinya yang lebat memberi indikasi kuat bahwa tanaman ini mendapat suplai makan yang cukup dari tanah tandus tempatnya tumbuh.

Tanaman jarak itu sengaja ditanam di areal bekas tambang PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk di kawasan Cietereup. Tidak hanya untuk reklamasi areal bekas tambang, budidaya tanaman ini juga dimaksudkan sebagai upaya pengembangan energi alternatif. Jarak yang dihasilkan tersebut diolah dan bisa dipakai dalam proses pembakaran di pabrik Indocement.

Penggunaan minyak jarak ini bisa menggantikan batu bara sebagai energi yang tidak terbaharukan. Dan ternyata, kualitas pembakaran dengan minyak jarak ini tidak kalah dengan yang dihasilkan batu bara. Keuntungan lainnya, pembakaran minyak jarak dalam proses produksi semen ini lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan karbon dioksida (CO2) sebagai penyumbang utama pemanasan global. Atas kebijakan membudidayakan tanaman jarak ini, tak heran kalau PT Indocement mendapat penghargaan Indonesian CSR Award 2008 kategori sosial dan lingkungan.

Jarak merupakan tanaman yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini digunakan sebagai bahan bakar pesawat Jepang saat menjajah Indonesia pada 1942 sampai 1945. Hampir semua bagian tanaman ini bisa dimanfaatkan. Misalnya untuk obat berbagai jenis penyakit, seperti radang, batuk, dan sebagai antiseptik. Juga bisa untuk bahan baku sabun, insektisida, dan minyak.

Kandungan minyak jarak kalah dibandingkan sawit, kelapa atau alpukat. Namun rendemen minyak (trigliserida) dalam inti biji sekitar 55 persen atau 33 persen dari berat total biji. Ini lebih besar ketimbang sawit yang sebesar 20 persen.

Sejumlah peneliti bahkan ada yang mengatakan rendemen jarak pagar Indonesia bisa mencapai 42 persen Public & General Affairs Division Manager PT Indocement Tbk, Alexander Frans, mengungkapkan, selain mendukung lingkungan, budidaya tanaman jarak juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sebab harga minyak jarak yang dipakai dalam proses produksi semen lebih murah dibandingkan batu bara.

Industri semen, katanya, adalah jenis industri yang padat bahan bakar. Sekitar 50 persen dari biaya produksi adalah untuk batu bara. Karena itu perlu dipikirkan energi alternatif yang bisa menggantikan batu bara.

‘’Suatu saat cadangan energi dari batu bara akan habis. Karena itu perlu solusi lain agar kita tidak tergantung pada batu bara. Dan energi alternatif dari tanaman jarak ini menjadi salah satu jawabannya. Sepanjang 2008 kemarin, pemakaian minyak jarak idi Indocement bisa menggantikan sekitar 7 persen penggunaan batu bara,’’ ujarnya kepada Republika.

Hingga saat ini, terang Alex, panggilan akrab Alexander Frans, luas lahan tanaman jarak yang dibudidayakan mencapai 200 hektar. Ini berada di tiga lokasi pabrik, Citereup (Bogor), Cirebon, danTarjun (Kalimantan Selatan). Ke depan pihaknya menargetkan luas lahan budidaya tanaman jarak ini bisa mencapai seribu hektar.

Setiap pohon bisa menghasilkan hingga 100 buah. Dan setiap buah memiliki tiga biji yang bisa menghasilkan bahan bakar minyak. ‘’Biji jarak ini kami peras dan langsung menghasilkan minyak. Minyak inilah yang kami gunakan untuk proses pembakaran semen. Tidak hanya biji jarak, cangkangnya juga kami gunakan untuk proses pembakaran. Jadi sama sekali tidak menghasilkan residu atau sampah. Artinya semua bagian jarak digunakan untuk proses pembakaran,’’ jelas Alex. Dalam program ini, Indocement melibatkan masyarakat di sekitar pabrik.

Perusahaan memberikan bibit tanaman jarak kepada masyarakat. Tidak hanya itu, pendampingan dan bimbingan juga dilakukan agar masyarakat mampu menanam tanaman dengan baik dan hasilnya maksimal. Setelah dipanen, Indocement akan membeli hasil tanaman jarak tersebut dari masyarakat sesuai harga pasar.

Dengan melibatkan masyarakat setempat dalam proyek ini, maka pihaknya telah memberikan sumbangsih terhadap pembangunankomunitas dan pemberdayaan ekonomi. ‘’Sebenarnya banyak perusahaan lain yang sudah mengembangkan jarak. Hanya saja mereka terkendala penyerapannya. Kami sudah sampaikan, selama biaya pengakutan ke pabrik kami visibel, maka kami siap menampung pohon jarak dari pihak lain,’’ demikian ujar Alex.

Pengembangan tanaman jarak sebagai energi alternatif yang dilakukan Indocement bisa jadi inspirasi bagi produsen semen yang lain. Jika semua perusahaan semen melakukan hal yang sama, tentu bisa menghemat batu baradalam jumlah besar. Selain menguntungkan secara ekonomi, hal ini tentu berdampak pada lingkungan karena mengurangi pemanasan global secara signifikan. Selama ini kita mengetahui pemanfaatantanaman jarak sebagai oli dan minyak tanah. Ternyata, jarak juga bisa dimanfaatkan dalam proses produksi semen.

Investor asing
Potensi tanaman jarak di Indonesia yang sangat besar menarik minat investor asing untuk berinvestasi. Setidaknya lima perusahaan asal Cina sudah siap menanamkan modal di sektor perkebunan dan pertanian untuk mengembangkan bahan bakar nabati (biofuel) di Indonesia dengan nilai investasi sekitar 500 juta dolar AS.

‘’Biofuel berbahan baku tanaman jarak sudah mulai dikembangkan di Nusa Tenggara Timur (NTT),’’ kata Duta Besar Indonesia untuk Cina, Sudrajat, seperti dikutip Republika beberapa waktu lalu. Ia menjelaskan, pengembangan budidayatanaman jarak di NTT dilakukan dengan menggandeng perusahaan dalam negeri, dan akan dikembangkan ke sejumlah wilayah lain bagian timur Indonesia. Selain dari tanaman jarak, perusahaan yang berasal dari Shenzen dan Shanghai tersebut juga mengembangkan biofuel dari kelapa sawit. ‘’Selain untuk keperluan pabrik biofuel di dalam negeri, hasil tanaman jarak dan bahan baku kelapa sawit dari Indonesia diharapkan juga bisa memenuhi refinery biofuel di Cina,’’ ujar Sudrajat. jar

Sumber: Republika

Selasa, April 21, 2009

ExxonMobil Jadi Perusahaan Terbesar


Selasa, 21 April 2009 | 14:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mau tahu ranking perusahaan Amerika Serikat berpendapatan terbesar selama tahun lalu? Majalah Fortune kembali mengumumkan Fortune 500 yang berisi daftar perusahaan AS berpendapatan terbesar.

Fortune menempatkan perusahaan minyak ExxonMobil Corp di posisi pertama daftar itu. Fortune mencatat, tahun lalu, pendapatan ExxonMobil mencapai 442,9 miliar dollar AS (Rp 4.761 triliun), lima kali Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia. ExxonMobil juga meraih laba bersih tertinggi ketimbang perusahaan lain, yaitu 45,2 miliar dollar AS.

ExxonMobil menggusur posisi Wal Mart Stores Inc. Tahun lalu, pendapatan peritel besar di AS itu 405,61 miliar dollar AS dan menangguk laba bersih 13,4 miliar dollar AS.

Setahun sebelumnya, Wal Mart menempati posisi pertama di daftar itu. Waktu itu, Wal Mart meraih pendapatan 378,80 miliar dollar AS dan laba bersih 40,61 miliar dollar AS.

Data tahun ini juga menunjukkan kondisi perusahaan-perusahaan di AS yang memprihatinkan. Pendapatan rata-rata seluruh perusahaan yang masuk daftar Fortune 500 turun 85 persen menjadi cuma 99 miliar dollar AS tahun lalu.

Bulan lalu, majalah Forbes juga merilis Forbes Global 2000 yang berisi daftar perusahaan terbesar di dunia tahun ini. Perhitungan bobot daftar itu berdasarkan nilai penjualan, keuntungan dan aset perusahaan, serta kapitalisasi pasar perusahaan tersebut pada tahun sebelumnya.

Dalam daftar itu, ExxonMobil juga menempati urutan pertama dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai 335,54 miliar dollar AS. ExxonMobil juga menempati posisi pertama perusahaan dengan laba bersih terbesar sedunia.

Namun, untuk kategori perusahaan dengan pendapatan terbesar, posisi pertama dipegang oleh perusahaan minyak dan gas asal Belanda, Royal Dutch Shell. Tahun lalu, penjualan perusahaan tersebut 458,36 miliar dollar AS. (Harris Hadinata/Kontan)

Harga Minyak Melorot ke 45 Dollar AS


Selasa, 21 April 2009 | 16:02 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com — Harga minyak melemah di perdagangan Asia, Selasa (21/4), menyusul penurunan tajam harga saham AS memunculkan kembali kekhawatiran terhadap memburuknya ekonomi dan dampaknya terhadap permintaan energi.

Kontrak berjangka utama di New York, minyak mentah light sweet untuk penyerahan Mei turun 44 sen menjadi 45,44 dollar AS per barrel pada perdagangan sore. Pada hari Senin kontrak minyak turun hampir sembilan persen di AS. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juni turun 31 sen menjadi 49,55 dollar AS per barrel.

Para analis mengatakan, harga kembali menyesuaikan diri dengan kondisi aktual di pasar minyak. "Koreksi yang terjadi menghapus kenaikan yang tidak sesuai dengan kondisi fundamental pasokan dan permintaan," kata Antoine Halff, Wakil Direktur Utama NewEdge Group.

Perlambatan global telah menurunkan permintaan energi dan menarik turun harga minyak dari puncak pada sekitar 147 dollar AS per barrel pada tahun lalu.

Menteri Perminyakan Uni Emirat Arab (UAE) mengatakan, Senin, bahwa harga minyak pada 50 dollar AS per barrel akan mendukung ekonomi global, UAE merupakan produsen minyak terbesar kesembilan di dunia.

Briket Kulit Kacang


Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Nasional Malang, Jawa Timur, membuat briket sampah di laboratorium kampus, Sabtu (26/4), untuk mengatasi semakin mahalnya harga bahan bakar di pasaran. Briket sampah ini memiliki kandungan kalori 3.000 joule hingga 5.000 joule, bisa menyala selama 4 jam. Satu kilogram briket sampah sama dengan 1,5 liter minyak tanah. Briket sampah merupakan bahan bakar terbarukan (renewable resources).


Sehari-hari Edy Gunarto bergelut dengan kulit kacang. Kulit kacang itu dia masukkan ke dalam sebuah drum besar lalu dibakarnya selama sekitar dua jam. Agar cepat dingin, arang kulit kacang itu kemudian dijemur. Setelah dihancurkan hingga menyerupai tepung, adonan itu diaduk dengan lem kanji. Proses terakhir adalah mencetaknya menjadi briket siap pakai. Eny Prihtiyani

Warga Dusun Plebengan, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul, DI Yogyakarta, ini menggeluti usaha itu setidaknya sejak lima tahun terakhir. Briket produksinya itu sudah dipasarkan ke berbagai kota, seperti Surabaya dan Jakarta. Sebagian besar pelanggannya adalah kalangan industri rumah tangga.

Gagasan membuat briket kulit kacang muncul ketika Edy menghadapi banyaknya sampah kulit kacang di daerahnya. Sampah itu dibiarkan berserakan di pinggir jalan atau dibuang begitu saja di kebun-kebun. Di rumahnya sendiri, sampah kulit kacang juga tidak kalah banyaknya. Apalagi istrinya adalah pengepul kacang tanah.

”Bila panen tiba, banyak petani yang menjual kacang kepada istri saya. Setelah dikupas, oleh istri saya lalu dijual kepada pedagang pasar tradisional, terutama di Beringharjo. Jadi, sampah kulit kacang di rumah selalu menumpuk,” katanya.

Sampah kulit kacang itu makin menumpuk ketika Edy berhasil membuat alat pengupas kacang dengan kapasitas 2 kuintal per hari. Alat itu terus dia sempurnakan hingga kapasitasnya mencapai 1,5 ton per hari. Alat itu dibuatnya setelah mengamati alat perontok padi karena prinsip kerjanya hampir sama.

”Dengan bantuan alat pengupas, kacang tanah yang tertampung semakin banyak. Tidak hanya dari petani di Bantul, tetapi juga dari wilayah Gunung Kidul dan Kulon Progo. Itu membuat usaha istri saya berkembang pesat. Dampak lainnya, ya semakin menumpuknya sampah kulit kacang di rumah kami,” ujarnya.

Awalnya Edy hanya menjual sampah kulit kacang itu kepada para perajin tahu seharga Rp 30.000-Rp 35.000 per truk. Oleh perajin, kulit kacang dipakai sebagai bahan bakar mengolah tahu.

Setelah mendapat informasi dari berbagai sumber, seperti buku dan pelatihan tentang pembuatan briket, dia pun tertarik membuat briket kulit kacang. ”Saat itu yang diperkenalkan adalah pembuatan briket dari serbuk gergaji. Namun, karena bahan bakunya di tempat saya sulit dan yang tersedia kulit kacang, ya saya coba saja,” cerita Edy.

Eksperimen

Selama masa eksperimen, Edy masih mencampur kulit kacang dengan serbuk gergaji. Dia khawatir, kalau semua bahan bakunya dari kulit kacang, briketnya tidak bisa sempurna. Lambat laun dia mulai meninggalkan serbuk gergaji dan hanya menggunakan kulit kacang.

Keuletan dan ketelatenan Edy melakukan eksperimen membawanya pada satu kesimpulan, yakni briket bisa dibuat dari semua jenis limbah organik. Selain kulit kacang, briket juga bisa dibuat dari bahan baku seperti cangkang jarak, tempurung kelapa, dan tongkol jagung.

Sekarang, bila stok kulit kacang tengah menipis, Edy beralih pada bahan baku yang lain. ”Karena di daerah sini terkenal sebagai sentra kacang, stok kulit kacang praktis selalu tersedia meskipun pada masa-masa tertentu stok kulit kacang kadang memang agak berkurang. Dalam kondisi seperti ini, biasanya saya beralih ke tongkol jagung,” katanya.

Dalam sehari Edy bisa memproduksi sekitar 70 kilogram briket. Setiap 1 kg briket membutuhkan sekitar 2 kg kulit kacang. Jadi, dalam sehari kebutuhan bahan bakunya mencapai 180 kg kulit kacang.

Selain memanfaatkan sampah kulit kacang milik sendiri, Edy juga membeli dari petani seharga Rp 50 per kg. Briket kemudian dia jual Rp 2.500 per kg. Edy menjualnya dalam bentuk kemasan 2 kg.

”Produksinya memang belum terlalu tinggi, padahal permintaannya cukup banyak. Salah satu kendalanya adalah peralatan yang kami gunakan sebagian besar masih tradisional. Kalau saja ada investor yang tertarik, mungkin usaha ini bisa dikembangkan lebih maksimal mengingat potensi sampah organik di sini sangat besar,” ujar Edy.

Sederhana

Semua peralatan yang dipakai Edy memang tergolong sederhana. Ia memodifikasi semuanya sendiri. Latar belakang pendidikan teknik mesin semasa belajar di STM 2 Jetis Bantul ternyata cukup membantu.

Misalnya, untuk mesin pengaduk molen briket, dia membuat sendiri dengan meniru prinsip kerja mesin buatan pabrik. Untuk membuat alat itu, ia menghabiskan sekitar Rp 2 juta, sementara jika membeli di pabrik bisa sampai Rp 5 juta. Untuk mencetak briket, Edy juga memanfaatkan alat cetakan genteng yang sudah dia modifikasi.

Untuk memanfaatkan briket, konsumen tinggal membeli tungku yang terbuat dari tanah liat seharga sekitar Rp 10.000. ”Sebelumnya memang belum ada perajin gerabah yang membuat tungku untuk briket. Ketika itu yang ada tungku dari besi seharga Rp 150.000. Setelah saya bicarakan dengan para perajin, mereka lalu memproduksi tungku gerabah sehingga konsumen tidak kesulitan mendapatkannya,” kata Edy.

Untuk menyalakan briket di tungku gerabah tidaklah susah. Caranya, briket ditaruh di lubang di atas tungku lalu dinyalakan dari atas. Menyalakannya pun tidak sesulit briket batu bara. Untuk menyalakan api, orang bisa menggunakan bantuan secuil kain atau kertas.

Keuletan Edy dalam mengembangkan usahanya ternyata mendapat respons positif. November tahun lalu dia berhasil menggondol juara pertama tingkat nasional kategori pengembangan entrepreneurship yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia bekerja sama dengan Citi Peka.

Penghargaan itu membuat Edy semakin bersemangat. Atas prestasinya tersebut, dia mendapat hadiah Rp 11 juta. Rencananya uang itu akan dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha.

Dia yakin, usahanya akan semakin berkembang mengingat ketersediaan minyak tanah bersubsidi semakin langka. Di wilayah Kota Yogyakarta dan Sleman, misalnya, minyak tanah bersubsidi sudah ditarik, sedangkan di kawasan Bantul kemungkinan hanya sampai Desember mendatang.

”Tanpa subsidi, harga minyak tanah bisa Rp 8.000 per liter. Jadi mungkin akan semakin banyak masyarakat yang beralih pada bahan bakar alternatif,” kata Edy.

Menurut dia, briket buatannya mirip dengan briket batu bara. Setiap 1 kg briket bisa menghasilkan panas hingga sekitar dua jam.

Menggunakan briket untuk bahan bakar memasak juga terhitung lebih irit dibandingkan dengan memakai minyak tanah. Untuk keperluan memasak nasi, sayur, dan lauk, jika menggunakan kompor minyak tanah bisa menghabiskan sekitar satu liter minyak yang harganya sekitar Rp 8.000 (harga nonsubsidi). Jika memakai briket, hanya mengeluarkan uang Rp 2.500.

Selain lebih irit, briket kulit kacang juga tidak menimbulkan asap dan jelaga sehingga tidak mengotori dinding dan peralatan memasak, kata Edy.
sumber : kompas >>> coy's

Sabtu, April 18, 2009

Konsumsi BBM Indonesia Tergolong Sangat Boros

Jumat, 2009 April 17


Sumber : http://www.detikfinance.com/

http://www.detikfinance.com/images/content/2009/04/17/4/spbu-alih-dalam.jpg

Jakarta - Konsumsi BBM di Indonesia tergolong sangat boros. Untuk itu pemerintah berharap konsumsi BBM bisa turun dari 1,6 juta barel per hari (bph) di tahun 2008 menjadi 1,5 juta bph di tahun ini.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Evita Herawati Legowo usai Launching Pelayanan Investasi Migas Terpadu dan Gerakan Hemat BBM di Gedung Ditrektorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Plaza Centris, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Jumat (17/4/2009).

"Pada tahun 2008 konsumsi BBM sekitar 1,6 juta bph. Tahun ini kalau bisa 1,5 juta bph karena turun 0,1 juta itu juga nggak gampang," ungkap Evita.

Dilihat dari angka konsumsi BBM, Indonesia termasuk dalam kategori negara yang boros. Pada tahun 2006, saat konsumsi BBM di negara-negara lain berada di bawah 1 juta bph, konsumsi BBM Indonesia mencapai 1,84 juta bph.

"Kita termasuk sangat boros jika dibandingkan negara lain, kita hampir dua kali lipat."

Namun Evita melihat saat ini sudah ada kesadaran masyarakat untuk mengurangi konsumsi BBM. Hal ini ditunjukan dengan menurunnya konsumsi BBM dari 1,84 juta bph di tahun 2006 menjadi 1,6 juta bph di tahun 2008.

"Kita sudah mulai menyadari," ungkapnya.

Evita menambahkan pada tahun 2025 pemerintah menargetkan konsumsi BBM di bawah 1 juta bph. "Di 2025 di bawah satu juta barel atau setidaknya sama dengan Jepang dan Jerman di 2006," jelasnya. Sementara itu, Menteri Energi Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro
menyatakan dengan adanya gerakan hemat BBM, maka penggunaan energi fosil dapat ditekan sehingga bisa mengurangi impor BBM, mengurangi pencemaran udara dan peningkatan peranan eneergi alternatif seperti Coal Bad Methane (CDM).

"Gerakan hemat energi ini untuk meningatkan semua stake holder dan masyarakat bahwa BBM yang berasal dari energi fosil akan habis,"coy

CSR Korporasi Dukung Pendidikan Tinggi


Jakarta,
Penghargaan dari UI DEPOK - Dalam berbagai textbooks, salah satu asumsi yang seringkali dikemukakan terhadap tujuan perusahaan adalah untuk mengejar keuntungan yang maksimal (Mankiw, Quah dan Wilson, 2008) atau nilai perusahaan (Baye, 2006). Dalam kenyataannya, memang tidak dapat dipungkiri bahwa tren globalisasi memaksa korporasi di berbagai belahan dunia untuk memberikan fokus lebih kuat pada aspek profitabilitas dan nilai perusahaan, seperti dikemukakan pula oleh Lord Hanson, CEO Hanson PLC (Harvard Business Review, 2004).

Sekalipun aspek profitabilitas masih menjadi dasar tujuan utama perusahaan, telah berkembang pula berbagai pemikiran yang meletakkan perspektif dunia usaha tidak semata-mata pada aspek keuangan (single bottom line), namun juga meliputi aspek sosial dan aspek lingkungan (triple bottom line) karena dunia usaha juga bertanggung jawab untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan memperhatikan pula faktor lingkungan hidup. Perhatian pada faktor finansial semata diyakini tidak cukup untuk menjamin keberlanjutan kenaikan nilai perusahaan (Mc William dan Siegel, 2000).

Konsep tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) yang mulai dikenal awal 1970-an makin banyak dipraktekkan oleh korporasi di Indonesia sebagai standar bisnis yang harus dipenuhi terutama apabila ISO 2600 atas Social Responsibility diberlakukan.

Dalam talkshow berjudul "Pemanfaatan CSR Korporasi untuk Mendorong Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi" yang diselenggarakan pada 5 Maret 2009 di auditorium kampus FEUI Depok, Noke Kiroyan, yang kini menjabat sebagai Ketua Konsorsium CSR, mengemukakan suatu penelitian yang menunjukkan sebagian besar perusahaan yang mencapai tingkat keuntungan yang tinggi adalah justru melaksanakan CSR, dan CSR yang dilakukan perusahaan haruslah menempel (embedded) dalam program perusahaan dan memiliki key performance indicators yang jelas dan terukur.

Pada kesempatan yang sama, Arwin Rasyid, Presiden Direktur Bank CIMB Niaga, mengemukakan pula bahwa CSR yang dilakukan oleh perusahaan tidak boleh dipandang sebagai suatu charity program semata dan haruslah memberikan nilai tambah.

Salah satu bentuk kegiatan CSR yang dilakukan oleh CIMB Group melalui Bank CIMB Niaga, sebagai anak perusahaan, adalah bantuan untuk pembangunan Gedung Dosen dan Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) yang secara simbolis diserahkan oleh Arwin Rasyid kepada Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, PhD, Dekan FEUI. Pada kesempatan itu Pertamina diundang sebagai salah satu perusahaan BUMN yang menerima penghargaan karena telah ikut mendukung peningkatan fasilitas dan sarana pendidikan di Universitas Indonesia. Dukung yang telah diberikan Pertamina kepada UI antara lain pengadaan 1.000 buah computer untuk FEUI, pembangunan gedung olah raga futsal yang sudah diresmikan penggunaannya tahun lalu oleh Direktur Utama Pertamina, dan kerjasama penelitian terhadap program Transformasi yang dilakukan Pertamina.

Selanjutnya Pertamina akan terus meningkatkan berperan dan kontribusinya sebagai perusahaan yang memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap bidang pendidikan, hal ini telah dibuktikan Pertamina melalui berbagai kerjasama yang dilakukan Pertamina dengan berbagai universitas negeri dan swasta di seluruh Indonesia melalui berbagai program CSR Pendidikan, antara lain pemberian beasiswa bagi yang berprestasi dan bagi yang tidak mampu melalui institusi-institusi pendidikan yang ada di wilayah di mana masyarakat itu berada.

Pertamina juga memberi kesempatan kepada mahasiswa dari berbagai bidang studi untuk melakukan magang atau praktek kerja lapangan dengan memperhatikan aspek manfaat yang lebih besar terhadap kelancaran usaha bisnis perusahaan dan peningkatan pengetahuan dan kesejahteraan serta kualitas Bangsa Indonesia.

Kerjasama semacam ini diharapkan akan menciptakan sinergi manfaat yang diterima Pertamina dan oleh perguruan tinggi, sehingga upaya-upaya CSR pendidikan ini dapat mengakselerasi pencapaian visi perusahaan sekaligus meningkatkan citra perusahaan di lingkungan stakeholder pendidikan •Susilawati- CSR

Senin, Maret 16, 2009

Element dan Proses Dalam Pembentukan Hydrokarbon

migas.jpg Banyak orang bertanya-tanya bagaimana sih minyak itu terbentuk dan kenapa tidak semua tempat bisa punya jebakan minyak dan gas bumi? Jadi inget waktu dulu diceritain kalo di suatu tempat ada minyak bumi berarti dulu dinosaurus pernah tinggal dan mati disitu. Terus karena dinosaurus itu tertimbun dan mengalami peruraian maka berubahlah dinosaurus itu menjadi organik material dan akhirnya menjadi minyak bumi. Hmmmm…salah satu penjelasan yang masuk akal. Tapi kalo dipikir-pikir lagi kenapa cuma dinosaurus saja yang bisa jadi minyak gimana dengan yang lain???

Nah looohhh….mulailah kita berpikir lebih panjang lagi untuk bisa menjelaskan proses terbentuknya dan terjebaknya minyak dan gas bumi. Ada suatu analog yang bisa kita pakai untuk menjelaskan terjebaknya hydrocarbon. Seperti halnya membuat kue (sllluurrppp), sebelum kita bisa menikmati kue itu maka kita harus punya bahan dasar kue dan proses gimana membuat kue. Hal ini sama dengan minyak bumi, sebelum minyak terjebak maka kita perlu element atau unsur dan proses pembentuk minyak dan gas bumi.

petroleum-system.jpg Element atau unsur minyak bumi bisa dibagi menjadi 5 bagian.

1. Batuan induk (Source): batuan yang mempunyai banyak kandungan material organik. Batuan ini biasanya batuan yang mempunyai sifat mampu mengawetkan kandungan material organik seperti batu lempung atau batuan yang punya banyak kandungan material organik seperti batu gamping.

2. Batuan penyimpan (Reservoir): batuan yang mempunyai kemampuan menyimpan fluida seperti batu pasir dimana minyak atau gas dapat berada di antara butiran batu pasir. Atau bisa juga di batu gamping yang banyak rongga-rongganya. Intinya batu yang punya rongga dan rongga-rongga ini terhubung satu sama lain.

3. Batuan penutup (Seal): batuan yang impermeable atau batuan yang tidak gampang tembus karena berbutir sangat halus dimana butiran satu sama lain sangat rapat.

4. Migrasi (Migration): berpindahnya minyak atau gas bumi yang terbentuk dari batuan induk ke batuan penyimpan sampai dimana minyak dan gas bumi tidak dapat berpindah lagi.

5. Jebakan (Trap): bentuk dari suatu geometri yang mampu menahan minyak dan gas bumi untuk dapat berkumpul.

migration.jpg Proses juga tidak kalah pentingnya dengan unsur penyusun minyak bumi. Kalau kita punya unsur tapi proses tidak mendukung atau sebaliknya maka minyak bumi juga tidak akan terbentuk. Proses juga bisa dibagi menjadi 5 tahap.

1. Pembentukan (Generation): Tekanan dari batuan2 di atas batuan induk membuat temperatur dan tekanan menjadi lebih besar dan dapat menyebabkan batuan induk berubah dari material organik menjadi minyak atau gas bumi.

2. Migrasi atau perpindahan (Migration): Senyawa hidrokarbon (minyak dan gas bumi) akan cenderung berpindah dari batuan induk (source) ke batuan penyimpan (reservoir) karena berat jenisnya yang ringan dibandingkan air.

3. Pengumpulan (Accumulation): Sejumlah senyawa hidrokarbon yang lebih cepat berpindah dari batuan induk ke batuan penyimpan dibandingkan waktu hilangnya jebakan akan membuat minyak dan gas bumi terkumpul.

4. Penyimpanan (Preservation): Minyak atau gas bumi tetap tersimpan di batuan penyimpan dan tidak berubah oleh proses lainnya seperti biodegradation (berubah karena ada mikroba-mikroba yang dapat merusak kualitas minyak).

5. Waktu (Timing): Jebakan harus terbentuk sebelum atau selama minyak bumi berpindah dari batuan induk ke batuan penyimpan.

Nah…..kalo semuanya ini terpenuhi maka kemungkinan besar kita bisa menemukan jebakan minyak atau gas bumi.

Referensi :

Rabu, Februari 18, 2009

Tim Penanganan Plumpang Dibentuk coy>>>

JAKARTA - Pemerintah membentuk tim khusus penanganan untuk mempercepat penyelesaian relokasi dan pengaman Depo Plumpang.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto mengatakan, tim gabungan terdiri dari berbagai instansi, yaitu Pemprov DKI, Pertamina, Polda Metro Jaya, Perumnas, dan BTN. Sementara yang akan memimpin tim adalah Pemprov DKI. Tim itu akan dibentuk setelah melapor ke Gubernur Fauzi Bowo.

Pembentukan tim berdasarkan rapat yang digelar di kantor Menkopolhukam Senin 9 Februari kemarin. Nantinya tim tersebut akan membantu mengamankan depo serta relokasi warga ke lokasi baru.

"Kita sepakat sebanyak 1.500 KK yang akan terkena pembangunan buffer zone (zona penyangga) akan direlokasi ke rumah susun sewa (rusunawa)," katanya, Selasa (10/2/2009).

Untuk lokasi pembangunan rusun, akan dipilih tempat yang dekat dengan Depo Plumpang. Nantinya, Pertamina sebagai pemilik lahan akan membiayai. Prijanto memperkirakan pembangunan rusunawa akan selesai satu tahun. Sementara proses relokasi masih dibicarakan, apakah membangun rusunawa terlebih dulu atau merelokasi warga.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perumahan DKI Jakarta Agus Subandono mengatakan, berdasarkan rencana nantinya akan dibangun 10 blok atau 10 tower rusunawa berlantai enam. Lokasi yang dicari adalah kawasan tidak banyak dihuni warga, sehingga memudahkan pembebasan lahan.

Dikonfirmasi terpisah, Vice President Corporate Communication Pertamina Anang Rizkani Noor mengatakan, Pertamina belum menyepakati pembangunan dan relokasi warga ke rusunawa. Pertamina juga belum menyetujui pendanaan pembangunan relokasi itu. "Belum ada keputusan," pungkasnya. Namun, Pertamina sepakat dengan pembangunan zona penyangga. (Neneng Zubaidah/Sindo/teb)

Rabu, Desember 17, 2008

PERTAMINA TINGKATKAN PASOKAN LPG Permintaan Elpiji Melonjak Sebesar 600%

PERTAMINA TINGKATKAN PASOKAN LPG

Jakarta, Selasa, 16 Desember 2008 (16:01)
Jakarta, 16 Desember 2008 - PT Pertamina (Persero) hari ini mengumumkan penambahan jumlah elpiji yang dipasok untuk wilayah Sumatra dan Jawa sebanyak 49.000 Metrik Ton (MT). Penambahan stok elpiji ini dimaksudkan untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan akan elpiji 3kg di wilayah ini.

Status pasokan per Selasa, 16 Desember 2008
Pelabuhan
Jumlah (Metrik Ton/MT)
Wilayah distribusi
Tanjung Priok
6.000 (16 Des)
Jabodetabek

1.800 (17 Des)
Jabodetabek

1.800 (18 Des)
Jabodetabek
Tanjung Uban (Batam)
20.000
Sumatra

10.000
Jawa Barat (ditranportasikan ke Eretan)
Eretan, Jawa Barat
9.400
Akan ditransportasikan ke Indramayu

Saat ini tanker Navigator Aries tengah membongkar muatan sebanyak 6.000 MT di Pelabuhan Tanjung Priok dan kemudian disusul oleh kapal Gas Sikousis dan Asian Gas, masing-masing dengan muatan sebesar 1.800 MT. Jumlah total sebanyak 9.600 MT akan mencukupi kebutuhan di seluruh wilayah Jabodetabek.

"Upaya ini akan kami intensifkan hingga ketersediaan pasokan elpiji kembali normal," tegas Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Ahmad Faisal.

Pada hari ini juga, kapal Maharashi dan Maharashi 2 tengah membongkar muatan elpiji sebanyak 30.000 MT. Dari jumlah tersebut, 10.000 MT akan ditransportasikan ke Eretan untuk memasok elpiji di Jawa Barat.


Optimalisasi Filling Plant
Untuk satu minggu ke depan, Pertamina akan mengoperasikan tiga filling plant di Tanjung Priok, Balongan dan Eretan dengan kapasitas penuh.

Kapasitas penuh Tanjung Priok adalah 2.500 MT, dan berkapasitas untuk pengisian setara dengan 60.000 tabung per hari. Kapasitas penuh Balongan adalah 1.300 MT, dan bisa mengisi 30.000 tabung per hari malah Eretan adalah 2.000 MT dan berkapasitas untuk pengisian setara dengan 150.000 tabung per hari.

"Saat ini antrian truk pengangkut elpiji dari agen sudah normal kembali, yakni berkisar 70 truk per hari," jelas Wahyudin Akbar, VP Gas Domestik, PT Pertamina (Persero).

Pertamina juga akan mengoperasikan tiga buah SPBE baru, masing-masing berlokasi di Cileungsi dengan 24 filling machine berkapasitas 60 ton/hari dan Bekasi Timur berkapasitas 90 ton per hari dengan 48 buah filling machine.

Ditulis oleh DIVISI KOMUNIKASI
i

Petugas mengisi tabung elpiji 3 kilogram di Filling Plant Elpiji Pertamina di Jakarta, PT Pertamina menjamin kelangkaan pasokan elpiji di Pulau Jawa akan segera teratasi menyusul mulai pulihnya produksi elpiji di Kilang Balongan.
JAKARTA. Kelangkaan elpiji beberapa hari belakangan ini disebabkan oleh peningkatan permintaan yang cukup besar sebesar 600%. Jika pada Januari 2008 kebutuhan elpiji masih sebesar 16.000 ton, maka kini melonjak menjadi 90.000 ton. Kenaikan yang besar ini sebagai implikasi pelaksanaan program konversi minyak tanah ke elpiji.

''Kenaikan kebutuhan sebesar itu diluar perkiraan (estimasi) pemerintah. Sedang infrastruktur yang tersedia masih terbatas, untuk membangun infrastruktur pendukung diperlukan waktu 2-3 tahun. Hal inilah menyebabkan supply tidak dapat mengikuti demand yang bergerak cepat,'' ujar Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Senin (15/12).

Untuk itulah, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro menghimbau agar masyarakat tidak panik dalam mensikapi kelangkaan Elpiji ini. Terlebih lagi karena dalam beberapa hari kedepan supply akan kembali normal. PT Pertamina telah melakukan import Elpiji untuk menutupi kebutuhan. Selain itu dalam waktu dekat akan memperbesar kapasitas kilang Depo Pertamina Plumpang.

HUT ke 51: Program-Program dalam Transformasi PT. Pertamina (Persero) Sukses




Jakarta, Desember 2008 -
Transformasi yang dijalankan PT. Pertamina (Persero) saat ini sudah berjalan baik ditandai tercapainya kesuksesan program-program dalam Transformasi tersebut. Dalam press conference yang diadakan berkaitan dengan perayaan ulang tahun pertamina yang ke 51, Direktur Utama PT. Pertamina (Persero) Ari H. Soemarno, mengatakan "Proses Transformasi berlanjut guna mencapai momentum positif tahun depan".

Dalam proses panjang transofmasi Pertamina, banyak kisah sukses yang telah dihasilkan oleh para karyawan. Break Through Projects (BPT) merupakan program kerja yang mendorong terjadinya transformasi Pertamina di lini terdepan. Untuk itu, Pertamina memberikan penghargaan kepada mereka yang telah menunjukkan hasil kerja terbaik melalui program BTP di berbagai bidang.

Di sektor Hulu, produksi migas dan panas bumi terus meningkat, dibandingkan dengan produksi di tahun sebelumnya. Produksi rata-rata minyak hingga November 2008 ini mencapai tingkat produksi lebih dari yang pernah diraih Pertamina, yakni total sebesar 150,2 MBOPD dan produksi gas terbesar 1.178 MMSCFD. Bersamaan dengan perayaan ulang tahun Pertamina ke - 51, lapangan minyak Cepu mulai memproduksi minyak dengan kapasitas 10 ribu barrel perhari, dan secara operasional akan fully-operated pada bulan Februari 2009.

Di samping mengembangkan sektor hulu migas dalam negeri, kita juga aktif mengembangkan resource base di luar negeri, baik di wilayah onshore maupun offshore seperti Malaysia, Vietnam, Libya, Qatar, Sudan dan Irak.

Kinerja dalam bidang pengolahan juga mengalami peningkatan. Melalui Operational Performance Improvement (OPI) Pertamina telah berhasil menghemat Rp. 656 milyar setahun. Melihat berbagai perkembangan serta efisiensi yang telah diupayakan, melalui proyek ini Pertamina berpotensi untuk dapat lebih menghemat hingga Rp. 1.984 milyar lagi. .

Beberapa penghargaan diterima oleh kilang-kilang Pertamina tahun ini. Kilang Dumai, Plaju dan Balikpapan berhasil memperoleh kecelakaan nihil dari department ESDM dan Depnakertrans. Unit pengolahan Balongan dan Plaju memperoleh penghargaan CSR dan pengelolaan keselamatan kerja dan lingkungan. Kilang Cilacap, AGH Kamojang, AGH Lahendong dan PT. Badak NGL menerima penghargaan Proper Hijau untuk ketaantan pengelolaan lingkungan hidup. Pencapaian penting lainnya adalah pelaksanaan proyek Kilang Lube Base Oil Group II di Dumai dengan kapasitas 7000 BPSD, yang dapat diselesaikan dua bulan lebih cepat dari target.

Hingga akhir November 2008, Program Pasti Pas telah mencapai 1.294 SPBU dengan kualitas pelayanan terbaik, melampaui target hingga 30 persen. Berdasarkan di bulan Mei lalu, penjulan SPBU Pasti Pas untuk daerah Jakarta telah menunjukkan kenaikan rata-rata sebesar 10 persen lebih baik daripada penjualan SPBU tersebut sebelum Pasti Pas. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat memberikan respon positif pada kehadiran SPBU Pasti Pas. Selain itu, MarkPlus juga telah menganugerahkan penghargaan " Best Services Excellence" untuk Prograam Pasti Pas. Ini adalah suatu tanda nyata bahwa tingkat pelayanan SPBU Pertamina telah mendekati SPBU tingkat dunia.

Pencapaian-pencapaian yang telah dicapai di atas tidak terlepas dari dukungan SDM yang senantiasa berusaha menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). Selain itu juga ditunjang oleh keuangan yang memperoleh dukungan dan kepercayaan penuh perbankan internasional dan nasional secara terus menerus di saat perbankan lokal dan asing mengurangi bahkan menghentikan dukungannya kepada banyak perusahaan.

Mengenai prediksi pencapaian tahun depan, Ari mengatakan, "Tahun depan merupakan tahun penuh tantangan terutama terkait dengan krisis finansial yang melanda dunia, sehingga perlu disadari bahwa sebagai perusahaan bisnis, Pertamina tetap harus mencapai keuntungan dengan efisiensi sesuai yang ditargetkan".
Ditulis oleh DIVISI KOMUNIKASI

Premium Berpotensi Turun Lagi

Hore...!!!!!????

JAKARTA, SELASA — Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium masih akan berfluktuasi, bahkan tidak menutup kemungkinan akan turun kembali. Syaratnya adalah penghitungan harga minyak mentah Indonesia (ICP) dan nilai tukar rupiah bisa dipertahankan dalam satu tahun, serta APBN aman.

Hal ini disampaikan Menteri Keuangan sekaligus Menko Perekonomian Sri Mulyani di DPR, Jakarta, Selasa (16/12). "Tidak tertutup kemungkinan adanya penurunan terhadap harga premium," kata Menkeu.

Sri Mulyani mengatakan, dalam menurunkan harga premium ada 3 hal yang dijaga pemerintah, yaitu pertama menjaga pertumbuhan sektor riil dan daya beli masyarakat. Kedua adalah aspek psikologis masyarakat tetap dapat terjaga. "Karena, kalau kemudian dia (premium) bergerak-gerak terlalu dramatis, itu akan menimbulkan persoalan juga, baik di masyarakat, maupun dunia usaha. Kami perlu menjaga keseimbangan," tutur Menkeu.

Ketiga adalah menjaga kesinambungan pelaksanaan APBN 2008 dan 2009. Menkeu menuturkan, baik dalam APBN 2008 maupun APBN 2009, disebutkan adanya subsidi karena menggunakan asumsi harga minyak 80 dollar AS per barrel untuk ICP dengan kurs Rp 9.300 per dollar AS.

"Sekarang dua-duanya bergerak. Oleh karena itu, di dalam pengelolaan harga BBM harus tetap dilihat di dalam konteks APBN secara keseluruhan. Pergerakan ini akan kami monitor setiap bulannya," ujar Menkeu.

Minggu, Desember 14, 2008

Harga Turun, Pemerintah Beri Kompensasi untuk Pemilik SPBU

JAKARTA, MINGGU — Menteri Negara BUMN Sofyan A Djalil mengatakan, Pemerintah akan memberikan kompensasi yang seimbang dan wajar kepada pengusaha stasiun pengisian bahan bakar terkait keputusan pemerintah menurunkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar mulai Senin (15/12) pukul 00:00 waktu setempat di seluruh Indonesia.

"Nanti akan diakumulasi berapa sisa beban yang dipikul oleh SPBU. Hal itu sudah dibicarakan dengan Pertamina," kata Sofyan A Djalil setelah sidang kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Minggu petang.

Keputusan Pemerintah untuk memberikan kompensasi itu merupakan langkah untuk mencegah terjadinya kelangkaan BBM seperti yang terjadi pada 1 Desember lalu saat pemerintah memutuskan menurunkan harga premium.

"Pengalaman waktu tanggal 1 Desember lalu hanya 76 SPBU saja yang mendapat kompensasi. Waktu itu, kami bagi sistemnya, dan mereka minta semua kompensasi oleh Pertamina. Tapi setelah kami hitung, ternyata tidak perlu semuanya, hanya 50 persen," katanya.

Sofyan A Djalil mengingatkan agar para pengusaha tidak hanya meminta kompensasi, namun juga berbagi beban dengan Pertamina dan para pengusaha sudah menyatakan setuju. "Selama ini kalau naik kan mereka menikmati untung, tapi kalau turun kok tidak mau sharing. Jadi, besok akan kami hitung dengan Pertamina berapa persisnya sisa cadangan yang sudah dibeli hari ini yang belum terjual nanti malam," paparnya.

Pada 1 Desember lalu, menurut Sofyan, kompensasi yang diminta oleh SPBU sebesar Rp 27 miliar dengan asumsi sehari penjualannya 54 kilo liter. "Nanti akan ada formula dan hitungan yang wajar. Sampai jam 12 malam akan dihitung sampai harga hari ini, tidak ada kerugian sampai jam 12 malam. Tapi sisa stok sampai lebih dari jam 12 baru dihitung rugi. Itu yang akan kami kasih kompensasi," katanya.

Pada Minggu (14/12), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan keputusan menurunkan harga jual bahan bakar minyak jenis premiun dari Rp 5.500 menjadi Rp 5.000, dan solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 4.800, sementara harga minyak tanah tetap Rp 2.500.

Keputusan itu berlaku secara efektif pada Senin (15/12) pukul 00.00 waktu setempat di seluruh Indonesia. Pengumuman itu dilakukan setelah rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Minggu petang, yang dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Meneg BUMN Sofyan A Djalil.

Jumat, Desember 12, 2008

Menteri ESDM Desak Pertamina Atasi Kelangkaan Elpiji


Jumat, 12 Desember 2008 | 19:25 WIB

JAKARTA, JUMAT - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro mendesak Pertamina untuk menangkal kelangkaan gas elpiji di sejumlah daerah. Pertamina diminta segera memasok gas elpiji ke daerah yang mengalam kelangkaan sehingga membuat harga elpiji membumbung tinggi.

"Kita meminta pada pertamina untuk penuhi itu," kata Purnomo Yusgiantoro usai mengikuti rapat terbatas di kantor Presiden, Jakarta, Jumat (12/12).

Purnomo berkilah, kelangkaan gas elpiji terjadi karena meningkatnya kebutuhan akan gas elpiji. Hal ini tidak berbanding lurus dengan jumlah produksi gas elpiji karena terdapat masalah pada kilang-kilang tertentu. "Infrastruktur yang dibangun butuh waktu, sementara kebutuhan kencang, dan ada sedikit masalah dikilang-kilang kita. Tapi saya kira dalam waktu dekat akan selesai," ungkapnya.

Kelangkaan elpiji yang ditemui di Kedawung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, elpiji untuk ukuran tiga kilogram dijual mencapai Rp 25 ribu per tabung. Padahal sebelumnya, elpiji untuk ukuran tiga kilogram dijual pada harga Rp 13 ribu hingga Rp 14 ribu per tabun

Harga Avtur Bakal Disesuaikan


Truk Pertamina mengisi bahan bakar avtur ke pesawat penumpang di apron Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (18/7). Lonjakan harga avtur memberatkan pelaku industri dirgantara karena biaya bahan bakar mencapai 45-55 persen dari seluruh ongkos penerbangan.

Jumat, 12 Desember 2008 | 14:28 WIB

JAKARTA, JUMAT — Perusahaan maskapai boleh lega. Pasalnya, harga bahan bakar pesawat avtur bakal disesuaikan dengan harga pasar means oil platt Singapore (MOPS) setiap dua minggu.

Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal mengatakan, penyesuaian harga avtur sebulan dua kali ini merupakan hasil pembicaraan antara asosiasi penerbangan INACA dan Pertamina sebagai produsen avtur pada Kamis (11/12) malam.

"Ada keinginan baik dari Pertamina untuk merespons penurunan harga avtur berdasarkan harga pasar," kata Jusman di Gedung Departemen Perhubungan Jakarta, Jumat (12/12). Dengan begitu, kata Jusman, maskapai juga bisa segera melakukan penyesuaian harga tiket pesawat.

Sebelumnya, INACA mempertanyakan penurunan harga avtur oleh Pertamina yang hanya 4,5 persen pada awal Desember. Mereka juga memprotes harga avtur yang hanya dievaluasi sebulan sekali.

Pertamina Diminta Berdialog dengan Pemilik SPBU

Jumat, 12 Desember 2008 | 19:57 WIB
Beberapa SPBU di Jakarta Tersendat Pasokan BBM

JAKARTA, JUMAT — Pertamina diminta untuk melakukan dialog dengan pemilik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) terkait rencana perusahaan tersebut mengurangi margin keuntungan SPBU dari penjualan BBM kepada masyarakat.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro setelah mengikuti sidang kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (12/12) petang, mengatakan, dialog itu diperlukan agar kedua belah pihak saling memahami posisi masing-masing. "Itu (pengurangan margin) harus dibicarakan oleh Pertamina dan SPBU sebagai mitra usaha. Pemilik SPBU juga harus menyadari bahwa ia mengambil kuota dari Pertamina untuk didistribusikan kepada masyarakat," katanya.

Purnomo menegaskan peran sebagai distributor bahan bakar bagi masyarakat harus dijalankan dengan baik karena di satu sisi bagi SPBU itu merupakan sarana untuk mencari keuntungan, tetapi di sisi lain hal tersebut merupakan pelayanan bagi masyarakat.

Sebelumnya, PT Pertamina mengancam akan mengurangi margin (keuntungan) bagi SPBU yang tidak melakukan penebusan dan tidak mempunyai stok yang cukup menjelang penurunan harga BBM.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Achmad Faisal dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Kamis (11/12), mengatakan, sanksi penghentian suplai selama dua minggu ternyata tidak berjalan efektif dan malah mengurangi layanan kepada masyarakat. "Selanjutnya, kami akan berikan sanksi pengurangan margin yang besarannya ditentukan Pertamina," katanya.

Saat ini, SPBU menerima margin antara Rp 180 dan Rp 200 per liter. Selain itu, SPBU juga masih mendapat tambahan margin Rp 80 per liter jika mengambil satu hari sebelum penurunan harga.

Faisal juga meminta pemerintah mengumumkan perubahan harga BBM secara mendadak untuk menghindari terulangnya kelangkaan premium bersubsidi setelah penurunan 1 Desember lalu. Akibat kelangkaan premium beberapa waktu lalu, Pertamina telah memberi sanksi penghentian pasokan BBM selama dua minggu ke 69 SPBU.

Penghentian pasokan ke SPBU terbanyak terjadi di wilayah pemasaran unit II, yang di antaranya meliputi Palembang dan Lampung, yakni sebanyak 21 SPBU. Selanjutnya, sebanyak 19 SPBU di wilayah Banten, Jabar, dan DKI Jakarta.

Faisal menambahkan, pada tanggal 30 November 2008, terjadi penurunan penebusan premium hingga 30 persen karena SPBU menilai insentif Rp 80 per liter kurang menarik. Namun, pada 1 Desember, konsumen melakukan pembelian premium secara serentak sehingga terjadi kelangkaan dalam beberapa hari

69 SPBU Kena Sanksi


Petugas SPBU di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, melayani pembeli yang mengisi kendaraannya dengan premium, Senin (17/3). Mengikuti harga minyak mentah dunia, pekan lalu, Pertamina menaikkan harga bahan bakar khusus, antara lain pertamax plus dari Rp 8.100 per liter menjadi Rp 8.300 per liter.

Kamis, 11 Desember 2008 |

JAKARTA, KAMIS — Sebanyak 69 SPBU terkena sanksi skors dari Pertamina Persero berupa penghentian layanan selama dua minggu. Sanksi dijatuhkan karena SPBU tidak memiliki persediaan pada 1 Desember 2008 saat harga premium turun Rp 500 per liter.

Namun, Direktur Pemasan dan Niaga Pertamina Ahmad Faisal mengatakan, pemberian sanksi dengan penghentian layanan ke SPBU selama dua minggu ini dinilai kurang efektif karena mengurangi layanan ke masyarakat. Karena itu, selanjutnya Pertamina akan memberikan sanksi berupa pengurangan margin yang besarannya ditentukan Pertamina.

Tanggal 30 November 2008 terjadi penurunan 30 persen penebusan dari rata-rata penebusan pada Minggu. Pasalnya, SPBU menganggap tambahan margin Rp 80 per liter kurang menarik. Namun, pada 1-3 Desember terjadi penambahan 30 persen penebusan karena terjadi rush pembelian dari konsumen BBM.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Arie Soemarno menegaskan, pemberian margin Rp 80 per liter sudah disetujui pemegang saham Pertamina.

"Sebelumnya ketika premium naik pada Mei sekitar Rp 1.500 per liter SPBU sudah mendapat margin Rp 1.300 per liter. Apalagi, pada 2005 sampai dua kali lipat," ujar Arie.

Karena itu, Arie meminta agar pemilik usaha SPBU memahami pemberian margin tersebut karena tahun ini seharusnya SPBU tidak rugi.

Rabu, Desember 03, 2008

Minyak Jatuh ke Angka Terendah dalam 3 Tahun

Rig minyak lepas pantai di Samudera Pasifik, California


Rabu, 3 Desember 2008 |

COLUMBUS, RABU - Harga bensin ritel di AS dan minyak mentah anjlok ke angka terendah dalam 3 tahun terakhir di tengah adanya pernyataan resmi AS telah terjeblos ke dalam resesi. Pemerintah AS melaporkan tingkat pengangguran telah meningkat ke angka tertinggi dalam 14 tahun atau mencapai 6,5 persen Oktober lalu.

Banyak ekonom yakin kenaikan tingkat pengangguran mencapai 8 persen sebelum kondisi ekonomi kembali pulih. Data tingkat pengangguran bulan November di AS akan dikeluarkan Jumat (5/12).

Kontrak pengiriman minyak mentah light, sweet untuk bulan Januari tahun depan turun lebih dari 4 persen atau 2,32 dollar AS serta ditutup pada 46,96 dollar AS per barrel di bursa komoditas New York Mercantile Exchange. Sebelumnya kontrak ini sempat mencapai 46,82 dollar AS per barrel atau level terendah sejak 20 Mei 2005.

Penurunan harga bensin di AS telah memasuki pekan ke-20 sejak awal Juli lalu dan mencapai penurunan 48 sen per liter. Menurut Badan Informasi Energi AS, rata-rata harga bensin nasional di negara ini mencapai kenaikan 1,08 dollar AS per liter Juli lalu.


JIM
Sumber : AP

Jumat, November 28, 2008

Indonesia Urutan ke Tujuh Negara Pemberi Subsidi Energi

JAKARTA. Indonesia tercatat sebagai negara urutan ke tujuh terbesar yang memberikan anggaran subsidi energi dari 20 negara non OECD. Diatas Indonesia adalah Venezuela, India, Arab Saudi, China, Rusia dan Iran. Sedang dibawah adalah Mesir, Ukraina, Argentina, Afrika Selatan, Kazakhstan, Pakistan, Malaysia, Thailand, Nigeria, Taiwan, Vietnam dan Brasil.

''Indonesia urutan ke tujuh dengan mengalokasikan anggaran cukup besar untuk subsidi energi,'' ujar Direktur Eksekutif Badan Energi Dunia (International Energy Agency-IEA) Nobuo Tanaka saat memberikan paparan World Energy Outlook 2008 di Jakarta, Jum'at (20/11). Secara keseluruhan anggaran subsidi energi yang dialokasikan ke 20 negara tersebut pada tahun 2007 mencapai 310 miliar USD.

Kebijakan subsidi energi membuat harga energi dibawah harga pasar atau harga keekonomiannya. Selain itu pemerintah juga melakukan kontrol terhadap harga dan penjualan energi yang masih di subsidi tersebut. ''IEA memberikan apresiasi terhadap sejumlah negara yang secara bertahap mengurangi subsidi. Kami juga berpendapat subsidi berangsur-angsur memang harus juga dihapuskan,'' ujar Nobuo Tanaka.

Menurut Brett Jacobs, Manager Program untuk Asia Tenggara-IEA, mengubah kebijakan harga energi menjadi hal penting bagi Indonesia. ''Membuat jadwal pengurangan subsidi untuk jangka menengah merupakan kebutuhan Indonesia,'' ujar Brett Jacobs. Indonesia telah melakukan pengurangan subsidi yang berarti menaikan harga energi dengan memberikan kompensasi Bantuan Langsung Tunai (BLT) pada tahun 2005 dan 2008.

Meski demikian diakui oleh Brett Jacobs yang bersama tim IEA melakukan Indonesia Indepth Energy Policy Riview (IIEPR) melakukan kebijakan pengurangan subsidi tidak semudah mengucapkan. ''Kami memahami benar hal ini. Terlebih terkait dengan iklim demokrasi yang terjadi. Namun berdasarkan pandangan kami ini adalah penting sekali bagi kebijakan energi dan untuk Indonesia secara keseluruhan,'' papar Brett Jacobs.

Brett Jacobs mengingatkan bahwa akibat penerapan kebijakan subsidi energi maka ekonomi Indonesia rentan menghadapi guncangan perubahan harga energi dunia. Selain itu, subsidi energi membuat program diversifikasi maupun pengembangan sumber energi terhambat, investasi kurang bergairah serta tidak mendorong penggunaan energi secara lebih efisien. ''Selain itu juga menambah biaya politik dan ekonomi bagi negara,'' tegas Brett Jacobs.