Kamis, 13 November 2008

Akibat Krisis, Siap-siap PHK



Kalangan pengusaha meminta maaf kepada karyawan kalau terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)
menyusul berkurangnya produksi akibat volume permintaan barang, terutama ekspor, yang terus menyusut.

Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Erwin Aksa mengatakan, perusahaan pasti melakukan PHK, tetapi pemerintah diminta bekerja sama untuk meminimalkan PHK. "Pasti ada PHK karena volume market turun. Pabrik akan menurunkan produksi dan otomatis akan ada pengurangan karyawan," kata Erwin

Dia mengatakan, persoalannya sekarang semua orang berhenti melakukan expand secara serentak dan ini lebih pada dampak psychology karena ada ke kekawatiran krisis finansial global akan berlangsung cukup lama. "Dalam kondisi sekarang perusahaan akan menunda ekspansi dan tentu saja karyawan diharap melakukan efektifitas kerja," tutur dia.

Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bambang Soesatyo berharap semua pihak tidak inginkan PHK akan tetapi kondisi memaksa dalam negeri mengharuskan pengusaha mengambil kebijakan tersebut. "Permintaan di pasar dalam negeri melemah dan volume ekspor anjlok akibat resesi dan ketidakpastian global di zone euro dan AS, kemungkinan terjadinya PHK sangat terbuka," tutur Bambang hari ini.

Dia mengatakan, turunnya permintaan dan volume ekspor akan memaksa produsen melakukan penyesuaian biaya-biaya, termasuk penurunan kapasitas produksi. "Penurunan kapasitas produksi lazim diikuti restrukturisasi. Tahapan restrukturisasi biasanya mengkaji kebutuhan pekerja. Di sinilah berkembang wacana PHK," ujar dia.


Gelombang PHK Segera Tiba

Dampak krisis finansial global dikhawatirkan akan memicu terjadinya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK). Menurut Ketua Komite Tetap Fiskal dan Moneter Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bambang Soesatyo, pengusaha terpaksa melakukan PHK bila permintaan terhadap produk mereka terus menurun. Kemungkinan besar yang bakal melakukan PHK adalah industri tekstil dan produk tekstil (TPT) serta industri alas kaki.

Kedua industri itu diperkirakan akan memangkas 10 persen dari 2,5 juta pekerjanya. Hal yang sama kemungkinan dilakukan industri makanan dan baja.

Turunnya permintaan tidak hanya di pasar internasional, tetapi juga domestik. Untuk menahan laju penurunan permintaan, satu-satunya harapan adalah dicairkannya anggaran pemerintah.

>w 9636mw 9736m<

”Jika penyerapan anggaran bisa lebih cepat, akan dapat menekan gelombang PHK. Selain, perluasan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri serta penguatan UMKM,” ujar Bambang


Gelombang PHK massal di seluruh pabrikan dan usaha di tanah air, yang bisnisnya terkait langsung dengan export ataupun sekedar supplier para exportir dalam negeri itu, diperkirakan mulai membengkak bulan Desember (jelang akhir tahun) hingga Maret tahun depan. Masa-masa itu sangat rawan sekali, karena kalau pihak perusahaan tak bisa memberikan pesangon yang memadai dan adil, akan terjadi demo-demo luas di kalangan buruh. Beberapa minggu ini saja sudah terasa di pusat-pusat buruh berada, seperti di keitar Jabodetabek dan Surabaya.

Yang juga dicemaskan, kalau ada LSM-LSM dan Parpol yang beorientasi ke buruh sebagai massanya, akan memanfaatkan moment ini untuk kepentingan politik Pemilu tahun depan. Waktu yang sangat dekat dengan Pemilu itu (April 2009), akan sangat rawan akan demo-demo buruh tersebut. Mudah-mudahan Pemerintah dan aparat keamanan kita bisa mengantisipasinya jauh-jauh hari sebelum semuanya meledak menjadi amuk massa ..

Tidak ada komentar:


Free chat widget @ ShoutMix
hit counter KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia blog-indonesia.com blog-indonesia.com http://iwanfalsmania.blogspot.com Blogging Blogs - BlogCatalog Blog Directory